TRIBUNBANYUMAS.COM, PATIĀ - Kasus hewan ternak menunjukkan gejala penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali ditemukan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Dinas Pertanian (Dispertan) Pati punĀ menggiatkan pembagian dan penyemprotan disinfektan di pasar-pasar hewan dan kandang-kandang ternak.
Seperti yang mereka lakukan di Pasar Hewan Margorejo, Kamis (2/1/2025).
Penyemprotan disinfektan dilakukan untuk mencegah penularan PMK.
"Kami mengantisipasi penyebaran virus PMK, supaya tidak menular ke ternak sapi yang ada di sini."
"Penyemprotan disinfektan juga kami lakukan di Pasar Hewan Winong, Selasa lalu," ujar Kepala Bidang (Kabid) Peternakan pada Dispertan Pati Andi Hirawadi.
Baca juga: Puluhan Sapi di Karanglewas Banyumas Terjangkit PMK, Satu Ekor Ditemukan dalam Keadaan Mati
Menurut dia, sejak musim Pancaroba, banyak laporan dari masyarakat tentang hewan ternak yang menunjukkan tanda-tanda menyerupai gejala PMK, di antaranya, hipersalivasi atau saliva (liur) berlebih dan ada luka di kaki.
Agar kondisi tersebut tidak semakin parah, Dispertan Pati juga menyemprot disinfektan di kandang peternakan.
"Pengobatan akan kami laksanakan kalau ada laporan dari masyarakat. Kami akan beri obat-obatan dan vitamin demi menyembuhkan penyakit PMK tersebut," kata dia.
20 Ternak Mati
Andi mengatakan, hingga Rabu (1/1/2025), total ada 125 laporan tentang hewan ternak yang terkena penyakit PMK.
Laporan itu datang dari petwrnak di beberapa kecamatan.
Hingga kini, sudah ada sekira 20 hewan yang mati karenanya.
Menurut dia, berdasarkan pemetaan laporan masyarakat, kasus PMK paling banyak terjadi di Kecamatan Jakenan dan Winong.
"Untuk menanggulangi, kami menugaskan teman-teman dokter hewan yang ada di Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan). Mereka kami siapsiagakan."
"Kami juga menyediakan obat-obatan, vitamin, dan disinfektan di tiap Puskeswan untuk mencegah penyebaran PMK," papar Andi.
Baca juga: Perceraian di Pati Tembus 2.247 Kasus Sepanjang 2024, Mayoritas Gugatan Diajukan Istri