Berita Rembang

Jangan Lakukan Fogging Terlalu Sering! Ini Cara Efektif Berantas Nyamuk DBD Menurut Dinkes Rembang

Penulis: Rezanda Akbar D
Editor: rika irawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas melakukan fogging di beberapa titik rawan yang ada di Kecamatan Kendal Kota, Kabupaten Kendal, Kamis (23/7/2020). Dinkes Rembang, Sabtu (14/12/2024), meminta masyarakat tak melakukan fogging secara mandiri untuk mencegah nyamuk penyebar DBD resisten terhadap insektisida fogging.

TRIBUNBANYUMAS.COM, REMBANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Rembang meminta masyarakat tak melakukan fogging secara mandiri dalam upaya memberantas nyamuk Aedes aegypti yang menularkan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Mereka menyarankan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus yang dinilai lebih efektif.

Berdasarkan data Dinkes Rembang, angka bebas jentik di wilayah tersebut masih tergolong rendah. 

Baca juga: Kasus DBD di Rembang Tembus 325 Orang, 9 Pasien Meninggal

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, dr Maria Rehulina, menjelaskan alasan imbauan itu.

Menurutnya, fogging yang dilakukan secara mandiri dan terlalu sering justru membuat nyamuk resisten terhadap insektisida pembasmi sehingga pengendalian nyamuk penular DBD justru tak efektif. 

"Masyarakat cenderung lebih memilih fogging yang justru dapat mengakibatkan nyamuk resisten terhadap insektisida," kata dokter Maria, Sabtu (14/12/2024).

"Beberapa tahun lalu sudah ada kejadian seperti itu, kemudian kami harus mengganti insektisida dari golongan yang lain," imbuhnya.

Jarak Satu Pekan

Kasus nyamuk resisten terhadap insektisida telah dibuktikan melalui pemeriksaan laboratorium di Banjarnegara. 

Sampel jentik dan nyamuk diambil dari beberapa wilayah, yaitu Kecamatan Rembang, Sluke, dan Pamotan.

Baca juga: Sengketa Lahan Makin Panas, Warga Tegaldowo Rembang Kembali Blokade Jalan Tambang Pabrik Semen

Pemeriksaan ini dilakukan karena aktivitas fogging yang dilakukan masyarakat secara mandiri tidak terkontrol serta meningkatnya kasus DBD.

“Kami mengambil sampel secara acak. Semua wilayah yang diperiksa memiliki risiko resistensi, dan di Kecamatan Rembang sudah ditemukan nyamuk resisten terhadap insektisida program Kementerian Kesehatan. Ini harus diwaspadai."

"Tahun depan, kami harus mengganti insektisida, terutama untuk daerah yang membeli sendiri dan bukan dari bantuan kementerian,” ungkapnya.

Maria menambahkan, penanggulangan DBD lebih efektif melalui PSN 3M, penyuluhan, larvasidasi, serta fogging fokus dua siklus dengan radius 100 meter dalam interval satu minggu. 

"Kenapa jaraknya satu pekan? Karena telur nyamuk membutuhkan waktu satu pekan untuk menetas."

"Maka, fogging diulang untuk membunuh nyamuk dewasa, meskipun larvasidasi sudah dilakukan," jelasnya. (*)

Berita Terkini