TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Kondisi memprihatinkan dialami SDN 2 Ngembalrejo, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus lantaran atap ruang guru dan ruang kelas ambrol sejak Agustus 2024.
Kondisi satu ruangan yaitu ruang guru saat ini bahkan tidak bisa digunakan lagi lantaran sebagian besar atapnya runtuh.
Kemudian berimbas pada ruang laboratoirum di sebelahnya yang kini dijadikan sebagai ruang kelas III dan ruang kelas II.
Tenaga pendidik di SDN 2 Ngembalrejo, Mardi Susanto mengatakan, rusaknya atap ruang guru dan ruang kelas sudah terdeteksi sejak 2018.
Kala itu, pihak sekolah sudah mengusulkan perbaikan kepada Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) melalui koordinator wilayah (Korwil) Pendidikan Kecamatan Bae. Juga sudah melakukan upaya perbaikan ringan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Baca juga: Syukuran Persipa Pati Jadi Runner Up Piala Soeratin, Pemain Dapat Bonus Rp 5 Juta
Lebih lanjut, atas usulan perbaikan sarpras pendidikan pada 2018, SDN 2 Ngembalrejo mendapatkan anggaran senilai Rp 90 juta pada 2020. Besaran anggaran tersebut hanya cukup digunakan untuk peninggian atap dan rehab tiang bangunan.
Susanto menyebut, kondisi atap ruang guru dan ruang kelas semakin parah terlihat pada 2022. Saat itu sebagian atap mulai ambrol, namun masih bisa dipakai untuk aktivitas tenaga pendidik dan siswa.
"Sejak 2018 kami sudah upayakan perbaikan ringan, puncaknya pada 2022 sudah mulai rusak parah, tapi belum abrol dan masih bisa dipakai," terangnya, Senin (25/11/2024).
Tak adanya penanganan langsung membuat kondisi atap ruang guru dan ruang belajar siswa di SDN 2 Ngembalrejo semakin memprihatinkan.
Pada pertengahan Agustus 2024, atap ruang guru akhirnya ambrol disertai bocor di beberapa titik.
Ambrolnya atap ruang guru dimungkinkan dampak kondisi rangka atap kayu yang sudah dimakan rayap dan keropos. Selanjutnya berimbas pada dua ruangan yang berada di sebelah kanan dan kirinya.
"Setelah rusak parah, ruang guru kami pindah di ruang kelas III. Untuk siswa kelas III kami pindah di ruang laboratorium. Tapi kini harus pindah lagi karena ruang laboratorium juga sekarang terimbas, harus dikosongkan karena dinilai membahayakan," tuturnya.
Pihak sekolah sudah mengajukan perbaikan ruang kelas yang mengalami kerusakan pada tahun anggaran 2023 dan 2024. Dengan harapan segera mendapatkan anggaran perbaikan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kondisinya yang sudah dipindah guru, tadi koordinasi dengan korwil dan Disdikpora agar kelas III yang menempati laboratorium juga dipindah, alasan keamanan. Untuk ruang kelas II sejauh ini masih aman dan masih bisa dipakai," ujar dia.
Saat ini, jumlah siswa di SDN 2 Ngembalrejo sebanyak 52 siswa yang terdata di dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Jumlah siswa yang dimungkinkan terdampak atas rusaknya atap ruangan berjumlah 24 siswa. Terbagi ke dalam kelas III sebanyak 13 siswa dan 11 siswa di kelas II.