Berita Jateng

100-an Pegawai Sortir Kantor Pos Jateng Terancam Di-PHK Imbas Rencana Penggunaan Robotik

Editor: rika irawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Suasana di depan Kantor Pos Indonesia di wilayah Gajahmungkur, Kota Semarang, beberapa waktu lalu. Sekitar 100-an pegawai sortir barang di PT Pos Indonesia Jawa Tengah terancam di-PHK karena penerapan teknologi robotik yang akan direncanakan diguankan perusahaan plat merah tersebut.

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Sekitar 100-an pegawai PT Pos Indonesia (Persero) di Jawa Tengah di bidang penyortiran terancam diputus hubungan kerja (PHK) karena penggunaan robotik dan digitalisasi yang dilakukan perusahaan.

Langkah ini diambil untuk memangkas pengeluaran tetap (fixed cost), yang sebagian besar berasal dari gaji karyawan.

Kabar efisiensi ini pun membuat buruh PT Pos Indonesia di Jateng resah.

Ketua Bidang Organisasi dan Kaderidasi Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPI) Jateng Kuat Bermartabat, Sudarmaji menyebut, informasi yang dia terima, nantinya, karyawan di bagian penyortiran akan diganti dengan teknologi robotik.

"Karena transformasi bisnis dan pengalihan SDM yang tadinya PT Pos Indonesia adalah perusahaan padat karya, yang banyak dikerjakan manusia, tiba-tiba dialihkan ke robotik. Kalau robotik, jelas akan mengurangi tenaga kerja," katanya, saat dikonfirmasi, Jumat (28/6/2024).

Baca juga: Produk Impor Banjiri Pasar, 10 Pabrik Tekstil di Solo Raya Bangkrut. Hampir 10 Ribu Buruh Kena PHK

Maji, sapaan akrabnya mengatakan, ada sekitar 100 buruh PT Pos di Jateng yang berpotensi digantikan teknologi robotik.

"Kalau melihat isu kemarin, sekitar 8.000 kena PHK dengan cara bertahap, enggak langsung. Itu rumor yang kami dengar."

"Di Jateng, mungkin 100-an tenaga penyortiran, karena kerjanya sif-sifan, ada yang tiga kali sif," ungkap dia.

Menurut Maji, para pegawai penyortiran PT Pos Indonesia di Jateng bekerja di dua sentra penyortiran, yakni di Sentral Pengolahan Pos Semarang dan Yogyakarta.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi menyatakan, pihaknya melakukan investasi masif pada robot dan digitalisasi untuk efisiensi pengeluaran perusahaan pelat merah ini.

Faizal menyatakan, kebijakan ini diharapkan dapat memaksimalkan profit BUMN itu.

"Penggunaan robotik dan digitalisasi kami perluas. Dengan robot kan lebih efisien."

"Kerja 24 jam. Tidak ada salah sortir karena human error, tidak ada rusak karena barang dilempar-lempar," ujar Faizal, di Jakarta, Rabu (12/6/2024).

Baca juga: Derita Buruh Jateng: Teracam Gelombang PHK, Kalah Saing dengan Tenaga Kerja Asing di Level Manajer

Meskipun tujuannya efisiensi, Faizal tidak menampik, investasi robotik ini menelan biaya sangat besar.

Namun, ia tidak mempermasalahkan dan optimistis transformasi tersebut bisa membuat BUMN ini bertahan dalam jangka waktu yang panjang.

Halaman
12

Berita Terkini