"Konsumsi dan air minum untuk tenda jemaah Jateng dan DIY itu aman, masing-masing tenda ada semacam kulkas penuh berisi air minum."
"Tapi, itu kembali ke masing-masing jemaah untuk menggunakan fasilitas itu," kata dia.
"Ada yang memang tidak suka minum dan tidak merasa haus. Ada yang takut repot harus mengantre toilet saat proses ibadah," bebernya.
Baca juga: Siasat Jemaah Haji Bawa Oleh-oleh Cokelat Hingga Sajadah dalam 1 Koper, Pulang Mulai 22 Juni
Sementara, dari sebaran wilayah, Gentur mengatakan, jemaah meninggal terbanyak berasal dari Kebumen, yakni 9 orang.
Disusul berturut-turut Cilacap 4 orang, Kendal 2 orang, Sukoharjo 2 orang, dan sejumlah daerah lain.
"Rata-rata dimakamkan di Soraya yang wafat di Makkah. Kalau di Madinah, dimakamkan di Baqi," katanya.
Diberitakan sebelumnya, suhu udara sejumlah wilayah di Arab Saudi mencapai 51,8 derajat Celsius, sejak Minggu (16/6/2024).
Akibatnya, sejumlah jemaah haji mengalami kelelahan sampai kematian akibat serangan panas atau heat stroke ini. (Kompas.com/Titis Anis Fauziyah)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penyebab 36 Jemaah Haji Asal Jateng DIY Meninggal di Tanah Suci".
Baca juga: Dipepet Malaysia, Peringkat FIFA Indonesia Belum Bergeser dari 134
Baca juga: Tanggul Laut di Tambaklorok Semarang Masih Rembes, Rob Genangi Permukiman meski Tak Tinggi