Berita Cilacap

Melihat Pembuatan Kolang Kaling di Majenang Cilacap, Dilakukan di Pinggir Jalan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Proses pembuatan kolang kaling di Desa Ujungbarang, Kecamatan Majenang, Cilacap. Desa tersebut menjadi satu sentra produksi kolang kaling di Cilacap. Uniknya, produksi kolang kaling biasanya dilakukan warga setempat di pinggir jalan provinsi jalur Brebes-Cilacap.

Setiap harinya dia mampu memproduksi hingga 20 drum kolang kaling.

Tiap-tiap drum berisi 20 kilogram kolang kaling.

Artinya, dalam sehari dia memproduksi sekitar 400 kilogram kolang kaling.

"Sehari biasa rebus 20 drum, tiap drum isinya 20 kilogram.

Kalau produksi setiap hari dari sebelum bulan puasa sampai nanti mau lebaran," katanya kepada Tribunbanyumas.com.

Usaha Kolang Kaling 40 Tahun

Ditemui di kediamannya, Mubarok bersama beberapa bapak-bapak tampak sibuk memotong biji kolang kaling dari batang pohon, adapula beberapa yang sedang merebus di depan tungku.

Sementara empat orang ibu-ibu terlihat sedang membelah kolang kaling yang sudah direbus dan mengeluarkan bijinya.

Diceritakan Mubarok (55) bahwa dirinya sudah menekuni usaha kolang kaling selama lebih dari 40 tahun.

Keterampilan mengolah biji aren menjadi panganan khas ramadan ini dia dapatkan dari orang tuanya yang juga pengrajin kolang kaling.

Dia mulai memproduksi di rumahnya sekira tahun 80-an silam.

Mubarok mengungkapkan bahwa mengolah kolang kaling bukanlah hal yang sulit dilakukan di Dusun Cipancur tempatnya tinggal.

Pasalnya, di wilayah Desa Ujungbarang ini tumbuh dengan subur pohon aren di kebun-kebun milik warga.

Biasanya para pengrajin membeli buah aren kepada si pemilik pohon untuk selanjutnya diolah menjadi biji kolang kaling.

"Untuk biji arennya beli sama pemilik pohon, setelah itu kita olah, kita masak disini dan kita jual disini," tuturnya.

Sementara itu untuk penjualannya Mubarok sendiri sudah memiliki sejumlah pelanggan di berbagai kota seperti di wilayah Cilacap, Ajibarang, Brebes dan terjauh dari Cirebon.

Halaman
123

Berita Terkini