Berita Banyumas

Gula Nipah Antar Dua Mahasiswa Unsoed Purwokerto Banyumas Lulus Tanpa Jalur Skripsi, Ini Kata Kampus

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiga mahasiswa Unsoed Ahmad Ikbal Azis, Mabdi Rizqi Rofi, dan Anggi Fahreza Yulianti, saat mempresentasikan film dokumenter yang mereka buat dalam sidang, Selasa (27/2/2024). Berkat film dokumenter tentang produksi gula nipah di Desa Nusadadi, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, itu Ikbal dan Rofi bisa lulus tanpa skripsi. Sementara, kelulusan Anggi tertunda karena harus merampungkan tiga mata kuliah wajib yang belum diambil.

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Dua mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politi (FISIP) Universitas Soedirman (Unsoed) Purwokerto dinyatakan lulus tanpa skripsi.

Sebagai ganti, mereka membuat film dokumenter tentang produksi gula nipah di Desa Nusadadi, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas.

Produksi film ini mereka presentasikan di hadapan penguji pada Selasa (27/2/2024).

Dua mahasiswa tersebut adalah Ahmad Ikbal Azis dan Mabdi Rizqi Rofi.

Pembuatan film dokumenter ini dikerjakan bersama Anggi Fahreza Yulianti, yang kelulusannya ditunda karena harus menyelesaikan tiga mata kuliah wajib.

"Karya ini tak hanya bermanfaat bagi mahasiswa yang bersangkutan tetapi juga buat masyarakat," kata Itsna Hidayatul Khusna, pembimbing ketiganya, dalam rilis yang diterima, Kamis (29/2/2024).

Baca juga: Keren, Bumbu Rendah Natrium Karya Mahasiswa Unsoed, Solusi Turunkan Hipertensi dan Cegah Stunting

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed Dr Edi Santoso mengatakan, dua mahasiswa tersebut merupakan lulusan pertama lewat jalur tugas akhir, bukan skripsi.

Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah melalui Kepmendikbud No 53 Tahun 2023 yang menyatakan bahwa skripsi tidak lagi menjadi syarat kelulusan mahasiswa.

"Sebelum ada Kepmen itu, bahkan, kami sudah bersepakat saatnya mahasiswa bisa lulus dengan alternatif lain di luar skripsi sebagai syarat kelulusan."

"Tak semua mahasiswa punya passion menulis atau meneliti. Bahkan, kalau mau jujur, mayoritas lebih suka membuat project."

"Mereka bisa membuat karya, seperti film dokumenter, photo book, iklan layanan masyarakat, liputan investigasi, atau proyek pemberdayaan masyarakat," terangnya.

Baca juga: Daftar Caleg Dapil 1 yang Diperkirakan Lolos ke DPRD Banyumas: PDIP dan Golkar Kirim Terbanyak

Sementara, Ketua Gugus Kendali Mutu (GKM) Prodi Ilmu Komunikasi Tri Nugroho Adi menambahkan, tugas akhir ini memang relevan dengan kurikulum yang saat ini berlaku.

"Kurikulum Ilmu Komunikasi ini kan memang banyak mengakomodir aspek-aspek keterampilan sehingga akan lebih fair kalau kita memberikan alternatif project sebagai tugas akhir mahasiswa," imbuhnya. (*)

Baca juga: Kewalahan Tangani Lonjakan Pasien DBD, RSUD RA Kartini Jepara Rekrut 22 Tenaga Medis Kontrak

Baca juga: Ajarkan Gotong-royong di Tengah Keberagaman, Puhua School Purwokerto Serahkan Bantuan ke 6 Pesantren

Berita Terkini