Berita Nasional

Pemudik Lebaran 2024 Diperkirakan Meningkat, Ini 5 Persoalan yang Dialami Jateng saat Arus Mudik

Penulis: iwan Arifianto
Editor: rika irawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI. Antrean kendaraan di jalan tol saat mudik. Korlantas Polri mulai memetakan persoalan jelang arus mudik Lebaran 2024.

"Kami nanti lakukan patroli truk sumbu tiga untuk dikeluarkan dari jalan tol, menyiapkan kantong parkir, pengaktifan jembatan timbang, dan sosialisasi kepada pemilik usaha angkutan serta beberapa langkah lainnya," katanya dalam paparan di depan Kakorlantas.

Permasalahan selanjutnya berupa rest area, meliputi minimnya keterbatasan lahan parkir kendaraan, kurangnya fasilitas toilet umum, tidak tersedianya SPBU di seluruh rest area tipe B, dan jarak antar rest area terlalu jauh.

"Kami mengatasinya dengan flow delay sistem di rest area, contraflow, dan lain sebagainya," ucapnya.

Kemudian, permasalahan di gerbang tol, biasanya terjadi volume kendaraan terlalu padat, saldo pemudik kurang, sistem top up kartu tol yang kurang, serta keterbatasan petugas mobile reader.

Masalah lain berupa kendaraan trouble, kehabisan bensin, terjadi kecelakaan lalu lintas, kendaraan mogok dan rusak mesin.

"Kami sikapi dengan menyiapkan tim quick respon, Pertamina mobile dan mobil derek," jelasnya.

Baca juga: Tol Jogja - Solo Ruas Kartasura - Klaten Ditargetkan Fungsional Sebelum Lebaran 2024

Selain lima masalah tersebut, pihaknya juga mewaspadai jalur arteri meliputi Brebes atau jalur tengah selatan dengan persoalan pertemuan arus dan pusat oleh-oleh.

Sedangkan di jalur Pekalongan, adanya jalur lintas kereta di jalan KH Mansyur yang melintas 15 menit sekali pada lebaran, lokasi pemusatan massa, akses jalan ke perkotaan dan lain.

Adapun jalur lingkar selatan-selatan berupa minimnya penerangan jalan.

"Kami waspadai pula penumpukan kendaraan terutama di depan terminal Mangkang," tuturnya.

Sementara, Direktur Utama Jasa Raharja Rivan A Purwantono mengatakan, prediksi peningkatan arus mudik Lebaran tahun 2024 dari 187 juta ke 200 juta atau sebesar 6,9 persen merupakan fenomena yang harus dihadapi terutama dari segi kecelakaan.

Pihaknya mencatat, daerah Jawa Tengah dari segi kejadian kecelakaan malah banyak terjadi di daerah Solo Raya meliputi Solo, Sragen, Boyolali, dan sekitarnya.

"Dari sisi keselamatan, kami berpesan mari melayani masyarakat dengan cepat. Kemudian sama-sama mengejar menurunkan fatalitas kecelakaan," tandas dia. (*)

Baca juga: 150 Hektare Lahan Pertanian Bawang di Brebes Terendam Banjir, Petani Terpaksa Panen Dini

Baca juga: Perang di Jalur Gaza Masih Terjadi, PM Palestina Mohammad Shtayyeh Mengundurkan Diri. Ini Alasannya

Berita Terkini