Berita Jateng

Ramaikan, Dugderan 2024 Bakal Hadirkan Bedug Raksaksa di Alun-Alun MAS

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah penari membawa ikon Kota Semarang Warak Ngendog dalam pentas pembukaan Dugderan di Balai Kota Semarang, Minggu (11/4/2021). Dugderan merupakan tradisi pasar rakyat yang digelar sebagai penanda akan datangnya Ramadan.

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang bakal menghadirkan bedug raksaksa di Alun-Alun Masjid Agung Semarang (MAS) saat pelaksanaan Dugderan 2024. 

 

Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan, dugderan merupakan prosesi tahunan yang menjadi kearifan lokal ibu kota Jawa Tengah. Dengan mengedepankan akulturasi budaya melalui warak ngendok, dugderan menjadi budaya Kota Semarang menyambut bulan suci Ramadan. 


Pada 2024, Disbudpar mengemas prosesi dugderan lebih baik lagi dengan memamerkan beduk raksaksa di Alun-Alun MAS. 


"Pembacaan suhuf halaqoh, kami akan coba ubah settingnya, kami pamerkan pemukulan beduk dengan beduk raksaksa," beber Wing, Minggu (25/2/2024).

Baca juga: Ketua DPRD Purbalingga Unggul di Perolehan Suara Sementara Dapil 2 DPRD Setempat, Berikut Angkanya


Tak hanya itu, sambung Wing, akan ada gunungan ganjel rel besar di dekat bedug sebagai ciri khas makanan Kota Semarang tempo dulu. Kemudian, akan ada empat gunungan ganjel rel kecil di empat sisi alun-alun. 


"Sehingga, masyarakat tidak perlu saling berdesakan. Prosesi suhuf halaqoh rombongan wali kota akan lebih oke lagi," ucapnya. 


Dugderan 2024 juga akan dimeriahkan dengan kirab budaya seperti biasanya dari Balai Kota Semarang ke Masjid Agung Semarang. Bahkan, Wing menyampaikan akan melombakan berkudo dari 16 kecamatan. Setiap kecamatan akan mengangkat budaya dan kearifan lokal masing-masing. 


"Berkudo atau pasukan 40an. Walaupun tahun ini baru 16. Mereka akan ikut kirab dan dinilai. Didukung komunitas lain seperi Sam Poo Kong, Tay Kak Sie, Tosan Aji, dan lain-lain," sebut Wing. 


Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menambahkan, prosesi dugderan akan diselenggarakan dua hari sebelum puasa. Namun, sebelumnya akan diselenggarakan pasar dugderan mulai 28 Februari 2024. Layout pasar dugderan telah disusun dan disampaikan kepada para pedagang yang hendak memeriahkan pasar dugderan. 

Baca juga: 46 Tahun Hilang, Kisah Pilu Satikem Dititipkan Panti Jompo hingga Bertemu Keluarga di Kebumen


Selain itu, prosesi halaqoh, dia berharap bisa ditata lebih tertib dan bagus sehingga Dugderan bisa menjadi tontonan tahunan. 


"Apalagi, penyerahan roti ganjel rel. Saya ingin di tengah lapangan, ada beduk yamg gede. Ini salah satu budaya Kota Semarang yang harus dilestarikan," ujar Ita, sapaannya. 


Apalagi, lanjut Ita, Kampung Melayu, Kota Lama, Kauman sudah ditata sedemikian rula sehingga dugderan ini bisa menjadi satu budaya yang bisa disuguhkan kepada masyarakat. (eyf)

Berita Terkini