TRIBUNBANYUMAS.COM, DEMAK - Jelang debat pemilihan presiden (pilpres), calon presiden (capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo membeberkan isu krusial di sistem pertahanan dan keamanan atau hankam negara.
Ketiga persoalan itu adalah alat utama sistem pertahanan (Alutsista), industri pertahanan nasional, dan perbatasan.
Menurutnya, banyak sekali isu dalam bidang ini, namun pihaknya memprioritaskan pada tiga masalah krusial yang harus dibenahi.
Baca juga: Respons Ganjar usai Anggota TNI Boyolali Ditetapkan Tersangka, Pasca-Penganiayaan Relawan
“Kalau berbicara alutsista, kebutuhan dasar Matra Darat, Laut, dan Udara harus disiapkan secara sungguh-sungguh.
Dan, kita harus tanya kepada penggunanya, jangan sampai penggunanya tidak siap,” kata Ganjar di sela kunjungan ke Demak, Jawa Tengah, baru-baru ini.
Ia menyatakan, kebijakan ke depan harus berdasarkan pada kebutuhan dasar alutsista yang harus terpenuhi untuk ketiga matra.
Selain kebutuhan dasar, transisi alutsista juga harus diperhatikan agar peralatan yang digunakan teknologinya tidak ketinggalan zaman.
Baca juga: KRONOLOGI Pendukung Ganjar Dikeroyok Prajurit TNI di Boyolali: Berawal dari Suara Knalpot Brong
"Terkait transisi Alutsista, jangan sampai peralatan yang dipakai sudah kelamaan produksinya.
Karena Alutsista semakin hari semakin modern," jelas Ganjar.
Industri Pertahanan Nasional
Ganjar juga menjelaskan tentang industri pertahanan nasional.
Ia mengungkapkan, sebenarnya Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan industri pertahanan di dalam negeri.
Sejumlah produk buatan dalam negeri, kata dia, sudah diakui dan diekspor ke negara lain.
PT Pindad (Persero) telah memproduksi Harimau Medium Tank Kanon 105 mm, kendaraan tempur Maung, dan Anoa 3, serta persenjataan canggih seperti Senapan Serbu SS3, Senapan Serbu SS2 subsonic 5,56mm, sub machine gun PM3, dan Pistol G2 Premium.
Baca juga: Kader PPP Dukung Prabowo - Gibran, Ganjar: Partai Lain Juga Ada Dukung Saya
Produk-produk buatan Pindad selain digunakan di dalam negeri juga diekspor ke luar negeri.
“Industri pertahanan sebenarnya kita punya kemampuan dan bisa ditingkatkan.
Misalnya, kebutuhan di dalam negeri tinggi, akan lebih baik dipenuhi dari produksi di dalam negeri," kata Ganjar.
Wilayah Perbatasan
Lebih lanjut dikatakan, terkait wilayah perbatasan, Pemerintah Indonesia wajib mengedepankan sistem pertahanan dan keamanan, karena kawasan itu berperan sebagai garda terdepan negara.
Diakui, wilayah perbatasan selain rentan terhadap ancaman keamanan dengan negara yang berbatasan, juga menjadi sarang kejahatan lintas batas, seperti penyelundupan.
Ganjar juga menyebutkan kejahatan siber (Cyber Crime) sebagai bagian dari isu hankam yang perlu menjadi perhatian serius, seiring pesatnya transformasi digital di berbagai bidang.
Baca juga: Kader PPP Dukung Prabowo - Gibran, Ganjar: Partai Lain Juga Ada Dukung Saya
"Cyber crime ini termasuk dalam persoalan hankam kita yang harus diperhatikan.
Maka, keamanan siber masuk di dalamnya," kata Ganjar.
Pada bagian lain, capres berambut putih itu mengungkapkan, pentingnya Pemerintah memperhatikan perlindungan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri.
“Dari sisi politik luar negeri, jangan salah, kita juga harus memperhatikan pekerja migran kita.
Jangan sampai di dalam negeri kita urus pertahanan dan keamanan, tapi pekerja migran kita di luar negeri tidak terlindungi," imbuh Ganjar. (Tribunnews.com/ Rahmat W Nugraha)
Baca juga: Pria Kenakan Kaus Bala Gibran Bertemu Ganjar di Sukoharjo, Lalu Mereka Tertawa Bersama