TRIBUNBANYUMAS.COM, BLORA – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora memiliki inovasi bank sampah berbasis tabungan.
Inovasi itu berwujud pengumpulan sampah, pengolahan sampah berkelanjutan dan mengubahnya menjadi tabungan emas.
Kepala DLH Kabupaten Blora, Istadi Rusmanto mengungkapkan, inovasi Bank Sampah Kalpataru itu bertujuan untuk mengubah sampah menjadi aset berharga yakni tabungan emas.
Inovasi itu akan merubah pandangan masyarakat terhadap sampah.
Sampah yang biasanya dianggap tak bernilai, bisa menjadi sumber nilai ekonomis bila dikelola dengan baik.
Baca juga: Dipecat Gegara Mabuk, Karyawan Koperasi di Semarang Tusuk Teman Kerja
"Dalam program ini, sampah yang terkumpul akan didata dan dihitung nilai konversinya ke dalam rupiah, lalu akan dimasukkan sebagai tabungan emas,” ungkap Istadi Rusmanto, Sabtu (21/10/2023).
Adapun, setiap pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) di DLH Blora diharapkan berpartisipasi dengan membawa sampah pada setiap hari Jumat untuk dikumpulkan ke petugas bank sampah.
Partisipasi para ASN itu juga sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Kepala Bidang Kebersihan, Pengelolaan Sampah, Pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun, serta Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dinas Lingkungan Blora Bayu Himawan mengatakan, bank sampah di DLH itu akan menjadi pilot project bagi OPD lain yang ada untuk mengadakan bank sampah.
Bank sampah itu dimulai sebelum surat edaran Bupati Blora Nomor 658.1/4361/2023 tentang pembentukan bank sampah unit.
Sekarang ini sudah ada 57 orang yang bergabung dan menabung di Bank Sampah Kalpataru.
"Setiap sepekan sekali itu karyawan DLH setor sampah ke petugas, setelah itu ditimbang, dan dicatat. Kemudian, sampah yang dikumpulkan akan dibeli oleh bank sampah induk (BSI)," terang Bayu Himawan.
Baca juga: SUSUNAN PEMAIN PSCS Cilacap vs Gresik United: Kesempatan Terakhir
"Kemudian uang yang dihasilkan dari tabungan sampah akan dijadikan tabungan emas di pihak ketiga yakni pegadaian. Setiap Minggu bisa tercatat ada ratusan kilogram sampah yang disetor. Sebagai contoh, Jum'at (8/9) itu catatan setoran mencapai 184 kilogram," tambah Bayu Himawan.
Bayu berharap, bisa menjadi percontohan OPD lainnya dan masyarakat luar untuk mengolah sampah kemudian pengolahan itu disetorkan ke bank sampah.
Dikatakannya, pada intinya pemilahan sampah dari rumah itu penting. Setelah dipilah, sampah akan bernilai ekonomis dan menjadi emas.
"Organiknya bisa dijadikan pupuk kompos dengan membuat lubang untuk peletakan kompos. Agar tidak mengotori lingkungan serta ada penghasilan tambahan berkat sampah," pungkas Bayu Himawan. (Kim)