Berita Jateng

Guru Rela Patungan, Para Siswa Tidak Mampu SMKN 2 Slawi Dapat Transpot Rp 10 Ribu Tiap Hari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala SMKN 2 Slawi, Kabupaten Tegal, AR Hartono, simbolis menyerahkan bantuan seragam praktik kepada perwakilan siswa kurang mampu sebagai penerima. Berlokasi di Gedung Graha Ayu Sena SMKN 2 Slawi, pada Rabu (20/9/2023).

TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL- Sebagai wujud kepedulian kepada peserta didik khususnya yang tergolong tidak mampu, SMKN 2 Slawi Kabupaten Tegal memiliki program Gerakan Orang Tua Asuh yang sudah berlangsung sekitar dua tahun terakhir. 


Adapun dana yang terhimpun untuk menjalankan program Gerakan Orang Tua Asuh ini, berasal dari iuran secara sukarela guru dan staf SMKN 2 Slawi, Kabupaten Tegal. 


Informasi tersebut disampaikan, Kepala SMKN 2 Slawi AR Hartono, saat hadir pada launching kemitraan program optimalisasi implementasi teaching factory bidang pertanian menggandeng Yayasan Rumah Sosial Kutub, bersama dua Perusahaan penguat dari Jakarta yaitu PT Hayed Investama Mandiri dan PT Hayed Konsulutindo Utama, di Gedung Graha Ayu Sena SMKN 2 Slawi, Rabu (20/9/2023). 


Pada kesempatan tersebut, juga diserahkan santunan untuk peserta didik tidak mampu yang diserahkan oleh Kepala Sekolah didampingi pengurus komite sekolah.

Baca juga: Profil Hanung Cahyo Saputro Calon PJ Bupati Banyumas, Pernah Testimoni Soal Ganjar Pranowo


"Santunan diberikan kepada 60 peserta didik tidak mampu, berupa pakaian praktik dan subsidi uang transpot selama mengikuti pembelajaran yang bersumber dari iuran secara sukarela guru dan staf, dalam program Gerakan Orang Tua Asuh SMKN 2 Slawi," jelas AR Hartono, pada Tribunjateng.com. 


Sistem pemberian subsidi uang transpot bagi peserta didik tidak mampu, dikatakan Hartono per harinya mendapat Rp 10 ribu setiap pembelajaran selama satu tahun. 


Dengan kata lain, setiap siswa berangkat ke sekolah maka akan diberi subsidi Rp 10 ribu untuk pulang pergi. 


"Program Gerakan Orang Tua Asuh sudah kami canangkan secara internal, dan alhamdulillah guru, karyawan semuanya di SMKN 2 Slawi ikhlas menyisihkan pendapatan bulanannya. Program tersebut sudah berlangsung sekitar dua tahunan ini," ungkapnya. 


Alasan mengapa memberi bantuan seragam praktik ke siswa, menurut Hartono karena beberapa peserta didik ada yang belum memiliki. 

Baca juga: Harap Bersabar, Pendaftaran CPNS dan PPPK 2023 Belum Dibuka. Begini Penjelasan BKN


Sehingga setiap kali praktik, siswa tersebut tidak memakai seragam semestinya dan ketika ditanya mereka beralasan belum bisa membeli karena keterbatasan biaya. 


Berdasar pada hal itu, akhirnya menggugah niat baik para guru dan staf untuk memberikan bantuan seragam praktik terutama kepada siswa yang belum mampu membelinya. 


"Selain ada bantuan seragam praktik dan subsidi uang transpot, kami rencananya juga akan memberi bantuan sepeda kepada peserta didik, tapi ya sejauh ini masih kami seleksi. Nantinya sepeda ini kami pinjam pakaikan, dengan kata lain dipakai untuk ke sekolah terutama bagi mereka yang mau bersepeda dan jarak dari rumah ke sekolah tidak terlalu jauh," pungkasnya. (dta) 

 

Berita Terkini