TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Makassar-590 direncanakan berlayar mendistribusikan bahan bakar minyak (BBM) dan logistik bagi warga Karimunjawa, Jepara, pada Kamis (5/1/2023) pagi.
Kapal milik TNI AL itu tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Selasa (3/1/2023) malam.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, sejumlah persiapan kini tengah dilakukan sebagai kerja sama antara Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Pemprov Jateng, dan TNI AL.
Hal itu agar proses pengiriman logistik dan BBM bisa berjalan lancar.
"Kami melakukan briefing untuk loading dan unloading karena selama perjalanan yang mesti jadi perhatian adalah gelombang menuju Karimunjawa masih tinggi," kata Sujarwanto di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Rabu (4/1/2023).
Baca juga: Kapal Perang KRI Makassar-590 Milik TNI Angkatan Laut Siap Bawa BBM dan Logistik ke Karimunjawa
Baca juga: Kapal Perang Angkut BBM ke Karimunjawa Jepara, Stok Bahan Bakar Terselamatkan
Sujarwanto mengatakan, saat ini, kebutuhan paling krusial warga Karimunjawa adalah BBM.
Diberitakan sebelumnya, stok BBM, khususnya Pertalite dan Biosolar, di Karimunjawa telah menipis, bahkan masuk deadstock (sudah tidak bisa dikeluarkan dari tangki SPBU untuk dijual) sejak beberapa hari lalu.
"(Kebutuhan) Logistik di Karimunjawa krusialnya bukan di pangan tapi BBM."
"Tanggal 29 Desember kemarin, tersisa hanya dexlite. Semuanya sudah deadstock."
"Jadi, kami mengirim BBM dengan proyeksi (tahan) 15 hari dari datang."
"Harapannya, setelah 15 hari, tanker yang sudah ada di sini bisa berkirim secara reguler," tambahnya.
Baca juga: Giliran Warga Karimunjawa Jepara Tak Bisa Pulang, Tertahan Cuaca Ekstrem, Ada 136 KK
Baca juga: Kepulauan Karimunjawa Terisolir Akibat Cuaca Buruk, BBM Kosong, Kebutuhan Pokok Menipis
Pihaknya juga akan mengirim tujuh unit genset untuk membantu operasional SPBU.
"Tujuh unit ini kira-kira menjadi bumper di sana."
"Genset satu hari padam kemarin, masih mengandalkan PLTD. Tapi, BBM untuk genset di sana masih 32 hari, jadi masih aman, sebenarnya."
"Tapi, memang mesinnya secara teknis rusak. Situasi kerentanan terjadi kalau genset mati, SPBU tidak bisa jualan di sana, makanya kami datangkan genset secukupnya agar back up-nya betul-betul kondisi baik," terangnya.