"Saya sudah ingatkan dari dulu agar Apotek Sukowati ini dikaji ulang dan harus ditutup."
"Apotek ini tidak dapat bersaing dengan perusahaan penyediaan obat-obatan lainnya," kata Juliyatmono.
Juliyatmono menjelaskan, sejak tahun 2018, apotek ini mengalami kerugian.
Dia mengatakan, apabila Apotek tersebut tidak segera ditutup akan berdampak pada permodalan bisnis serta membebani pemerintah daerah.
"Kewajiban pembagian laba perusahaan ke kas daerah juga tidak dapat ditunaikan sesuai dengan yang ditetapkan sehingga tidak memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah," ungkap Juliyatmono.
Dia mengatakan, pihaknya pernah disarankan untuk memindahkan apotek itu ke RSUD Karanganyar agar melayani farmasi di sana.
Meskipun begitu, RSUD Karanganyar yang merupakan BLUD lebih memilih membentuk unit usaha mandiri untuk kefarmasian.
"Kami berencana menutup apotek tersebut," ujar Juliyatmono. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Apotek Sukowati Milik BUMD Karanganyar Ditutup: Selalu Merugi, Manajemen Buruk dan Barang Tak Laku.
Baca juga: 400 Ribu Pisau Cukur dari Cina Ditahan di Tanjung Emas Semarang, Bentuk dan Merk Mirip Milik P&G
Baca juga: Syukuran Partai Buruh di Depan Kantor Gubernur, Targetkan 6 Kursi di DPRD Jateng
Baca juga: Plastik dan Minuman Berpemanis dalam Kemasan Ditarik Cukai Mulai Tahun Depan, Harga Bakal Naik?
Baca juga: Ancam Perkosa Korban saat Curi Motor, Warga Dawe Kudus Berakhir di Massa