TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS – Kolak, biasa ditemukan saat Ramadan. Biasanya, kolak berisi potongan pisang atau ubi, yang memiliki kuah santan manis.
Namun, di Kudus, deskripsi kolak sangat jauh dari menu populer berbuka puasa itu. Kolak Kudus merupakan kudapan bertekstur kenyal dan memiliki rasa manis legit dipadu gurih.
Warga biasa menyebutnya sebagai kolak gudang.
Di Kudus, sentra produksi kolak gudang ada di RT 01 RW 01 Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.
Usaha produksi kolak gudang ini dikelola Nur Hayati.
Nur Hayati mengatakan, dia memulai usaha kolak gudang sejak tiga tahun silam.
Mulanya, kata Nur Hayati, dia coba-coba memasukkan singkong ke dalam wajan berisi cairan tebu.
Ternyata, masakan ini enak dinikmati. Bahkan, mereka yang mencicipi pun suka.
Dari situ, Nur membuat dan memasarkan. Dia menamakan kolak buatannya sebagai kolak gudang karena dibuat di gudang produksi gula tebu.
Memang, sebelumnya dia memiliki usaha produksi gula tebu.
“Untuk bahan baku singkong, di sini mudah. Saya mendapat kiriman dari para tengkulak. Di sini juga banyak ladang yang ditanami singkong," kata dia.
Baca juga: Blangko STNK Habis, Ratusan Pemilik Kendaraan di Kudus Tak Kantongi Surat Tanda Nomor Kendaraan
Baca juga: Peternak di Kaliwungu Kudus Gembira Sapi Perah Mereka Dapat Vaksin: Semoga Jadi Kebal PMK
Berbeda dari kolak pada umumnya, kolak yang satu ini tidak memiliki kuah.
Nur menjelaskan, proses pembuatan kolak gudang dimulai dari mengupas singkong dan memotong menjadi bagian-bagian kecil.
Kemudian, potongan singkong dimasukkan ke dalam kreneng atau keranjang bambu.
Singkong dalam kreneng ini kemudian dimasukkan ke dalam wajan berisi air tebu yang mendidih. Proses memasak ini dilakukan sampai dua jam.
Menurut Nur, awalnya, kolak gudang hanya dinimati orang-orang di sekitar tempat tinggalnya.
Namun, kini, kolak gudang sudah merambah ke berbagai daerah dengan pemesan dari berbagai kalangan.
"Pemesan ada beberapa dari Semarang, Solo, sampai Jakarta," kata dia.
Baca juga: Empat Anggota DPRD Kudus dari Partai Gerindra Dilaporkan ke Badan Kehormatan, Diduga Buntut PAW
Baca juga: Pertamina Hentikan Sementara Pasokan Pertalite ke SPBU Matahari Kudus, Imbas Layani Pembeli Jeriken
Bagi yang ingin menikmati kolak gudang, sebaiknya memang memesan terlebih dulu.
Apalagi, jika pemesan datang dari luar daerah. Pasalnya, hampir setiap hari, kolak buatan Nur selalu laris terjual.
"Kalau pesanan dari luar daerah maka kami buat lebih kering, supaya bisa bertahan sampai dua hari. Kalau yang biasa kami buat itu hanya bisa bertahan sehari," kata dia.
Kini, dalam sehari, Nur Hayati bisa membuat sampai 500 kreneng kolak gudang.
Satu kilogram kolak gudang dihargai Rp 15 ribu, sementara kalau beli dua kilogram dia hargai Rp 25 ribu.
Dirinya juga menyediakan kolak gudang berbahan baku pisang tanduk atau pisang byar.
Untuk jenis pisang ini, Nur mematok harga Rp 30 ribu per kilogram, mengingat harga pisang lebih mahal dari harga singkong. (*)
Baca juga: Dua Tahun Libur, Pasar Malam di Alun-alun Banyumas Dibuka Lagi. Langsung Diserbu Warga
Baca juga: Main Kuda Lumping, Anggota Satlantas Polres Purbalingga Ajak Pengunjung CFD Tertib Berlalu Lintas
Baca juga: Tak Gentar Masuk Kandang Lawan, Bhayangkara FC Siap Rebut Tiket Semifinal dari PSIS Semarang
Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, Minggu 3 Juli 2022: Rp 1.026.000 Per Gram