Selain itu dengan adanya sosisalisasi tersebut Dinkes juga memastikan bahwa ibu-ibu dalam kondisi yang siap untuk hamil dan dalam kondisi yang sehat, maka diharapkan ketika melahirkan nanti anaknya juga sehat.
Hingga 2021, menurut data dari Dinkes Cialcap, Kecamatan Cipari menduduki posisi teratas dengan prevalensi kasus stunting yang tinggi.
Baca juga: Seleksi Dimulai, Purbalingga Berharap Bisa Kirim Siswa Jadi Anggota Paskibraka di Istana Negara
Dari 10 desa yang menjadi fokus penanganan stunting di Cilacap, 8 desa diantaranya berasal dari Kecamatan Cipari.
Menurut Novita yang menjadi faktor tingginya kasus stunting di Cipari karena masalah geografis dan kurangnya informasi.
"Kalau faktornya itu karena posisi Kecamatan Cipari ini desa-desanya lebih banyak pegunungan, jauh sana-sini sehingga kurang informasi, jadi kasus stunting di Cipari tinggi," kata Novita.
Dengan adanya sosialisasi dan program pemerintah lainnya untuk menekan angka stunting di Kabupaten Cilacap, Novita berharap agar para remaja tidak menikah muda atau menikah di usia dini karena banyak resiko yang dihadapi salah satunya yaitu stunting.
"Harapan kita dari sosialisasi, pemberian bantuan, memberikan pengetahuan tentang kesehatan pembentukan kader kesehatan remaja harapannya nanti tidak sampai menikah muda.
Harapannya lahir lah bayi-bayi yang sehat, otomatis stunting akan menurun," imbuh Novita.(*)