"Jadi orangtua murid pun kesulitan untuk menjelaskan ke anaknya."
"Karena dalam pembelajaran secara daring ini, peran orangtua sangat besar," ujarnya.
Meski begitu, Eko tidak menyerah dengan keadaan.
Ia memilih untuk memperkuat kemampuan anak dalam keterampilan di tengah pembelajaran yang harus dilakukan dari rumah.
Eko mengatakan, ia bahkan jarang menggunakan buku pelajaran di masa pandemi Covid-19.
Materi pelajaran yang disampaikan berbeda-beda, menyesuaikan kemampuan masing-masing siswa.
Kemudian ia juga banyak memberikan materi keterampilan tangan.
"Di sekolah kami pakai RPP."
"Kalau di rumah banyak keterampilan supaya anak tidak jenuh."
"Seperti membuat kerajinan dari barang bekas, membuat mozaik, dan sebagainya," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (17/12/2021).
Eko menjelaskan, pihaknya pun memanfaatkan belajar di rumah untuk penguatan keterampilan bahasa isyarat anak.
Karena ada dua bahasa isyarat yang harus dikuasai siswa tuna rungu, yaitu Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo).
Perbedaannya, penggunaan bahasa isyarat SIBI menggunakan satu tangan, sementara Bisindo menggunakan dua tangan.
"Mereka belum lancar."
"Karena itu kami perkuat lagi penggunaan bahasa isyaratnya," ungkap.
Baca juga: Antisipasi Lonjakan Penumpang Libur Nataru, PT KAI Daop 5 Purwokerto Siapkan 105.376 Kursi Kereta
Baca juga: Selamat! Purbalingga Raih Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik Kategori Menuju Informatif