TRIBUNBANYUMAS.COM, KENDAL - 40 sekolah di Kabupaten Kendal terdampak bencana banjir hingga tanah longsor.
Cuaca ekstrem hujan intensitas tinggi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan bencana banjir yang merendam permukiman, sekolah, maupun perkantoran.
Kepala Disdikbud Kabupaten Kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi mengatakan, 40 sekolah yang terdampak banjir meliputi jenjang pendidikan TK, Paud, SD, maupun SMP.
Itu tersebar di wilayah Kendal bagian bawah.
Seperti, Kecamatan Weleri, Rowosari, Cepiring, Pegandon, Patebon, Kota Kendal, Brangsong, dan Kaliwungu.
Satu di antaranya yakni SD Negeri 1 Kutoharjo, Kaliwungu terdampak longsor.
"40 sekolah ini rata-rata terendam banjir sejak Sabtu (6/2/2021)."
"Sekarang berangsur surut, tetapi masih ada beberapa sekolah yang masing tergenang cukup tinggi," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (8/2/2021).
Kata Wahyu, rata-rata tinggi air yang menggenangi sekolah berkisar 20 hingga 60 sentimeter.
Banjir tertinggi dialami dua sekolah di Kecamatan Brangsong dengan ketinggian air sepinggang orang dewasa.
Yaitu SD dan TK di Desa Sidorejo.
Jajaran Disdikbud secara bertahap melakukan pengecekan sekolah-sekolah yang terdampak bencana itu.
Dengan tujuan, memastikan apakah ada korban atau kerusakan barang-barang inventaris sekolah.
"Alhamdulillah untuk barang-barang elektronik dan berkas-berkas penting semuanya saat ini aman."
"Karena jauh-jauh hari ketika hujan deras mulai datang, kami sudah imbau kepada satuan pendidikan agar mengamankannya."
"Termasuk komputer, media televisi, serta dokumen-dokumen," tuturnya.
Terhadap sekolah yang terdampak longsor, lanjut Wahyu, Disdikbud Kabupaten Kendal telah berkordinasi dengan pihak DPUPR.
Yakni untuk melakukan pengecekan kelayakan bangunan sekolah setelah mengalami longsor.
Hal itu sebagai upaya untuk memastikan apakah bangunan sekolah masih aman untuk digunakan.
Pihaknya juga akan mengusulkan anggaran pembenahan kepada Pemkab Kendal, baik dari dana alokasi khusus (DAK) yang sifatnya kebencanaan.
Atau mengajukan alokasi pada APBD perubahan.
"Kami imbau agar semua guru dan tenaga kependidikan tetap waspada, prioritas utama jiwa, sarana dan prasarana."
"Inventarisir bangunan yang berisiko."
"Sementara tetap jalankan 50 persen WFH, kalau keadaan tidak memungkinkan, bisa dilakukan WFH sepenuhnya sampai situasi aman," ujarnya. (Saiful Ma'sum)