Berita Jawa Tengah

Jatah Pupuk Bersubsidi Tahun Ini Menurun Drastis di Blora, Lilik Beberkan Penyebabnya

Penulis: Rifqi Gozali
Editor: deni setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Pupuk Urea buatan PT Pupuk Kujang di Pabrik Pupuk PT Kujang Cikampek, Jawa Barat, Jumat (19/5/2017).

Artinya ada penurunan alokasi sebanyak 14.773 ton.

Menurut Lilik, untuk 2020 pihaknya megajukan usulan alokasi sekira 62 ribu ton untuk urea subsidi di Blora.

Namun hanya diamini oleh Kementan sebesar 56.450 ton.

Untuk usulan alokasi 2021, pihaknya mengajukan 41.691 ton yang disetujui sebanyak 41.677 ton.

Dari sini bisa dilihat, bahwa Dinas Pertanian Blora pun mengalami penurunan usulan alokasi.

Penurunan usulan alokasi pupuk bersubsidi, kata Lilik, lantaran secara sistem dari Kementan terdapat penurunan taksiran kebutuhan pupuk dalam satu hektare sawah.

Lilik mencontohkan, jika sebelumnya pihaknya bisa mengusulkan tiga kuintal urea subsidi untuk satu hektare lahan dalam sekali musim tanam.

Saat ini secara sistem Kementan mematok satu hektare dalam satu musim tanam hanya bisa mengusulkan satu kuintal urea.

“Di usulan itu bukan usulan petani, tetapi di e-RDKK dibuat sistem setiap kami mengajukan luas lahan berapa."

"Itu langsung dapat dosis."

"Kementan membuat aplikasi itu sudah di-lock."

"Jadi misal di Blora urea cuma dapat satu hektare satu kuintal per musim, biasanya kami mengajukan tiga kuintal,” ujar Lilik.

Tidak hanya urea, alokasi pupuk subsidi jenis lainnya di Kabupaten Blora pada 2021 juga mengalami penurunan.

Misalnya pupuk SP36 pada 2020 alokasinya sebanyak 9.654 ton, pada 2021 menurun menjadi 7.001 ton.

Selanjutnya untuk pupuk Phonska alokasi subsidi pada 2020 sebanyak 39.168 ton pada 2021 alokasinya menjadi 32.848 ton.

Halaman
123

Berita Terkini