TRIBUNBANYUMAS.COM, BOYOLALI - Warga Desa Klakah, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, mulai dievakuasi ke Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) pada Rabu (11/11/2020).
Mereka dievakuasi dari daerah rawan bencana ke daerah aman menyusul suara gemuruh Gunung Merapi.
Desa Klakah merupakan kawasan rawan bencana (KRB) karena jaraknya sekitar 3 hingga 4 kilometer dari Gunung Merapi.
Kepala Desa Klakah Marwoto mengatakan, suara gemuruh terdengar setelah warga selesai mengikuti sosialisasi tanggap bencana Gunung Merapi.
Sosialisasi kepada warga lereng Gunung Merapi di perbatasan Jateng-DIY masif dilakukan sejak dinaikkan statusnya dari waspada (level II) menjadi siaga (level III).
"Setelah selesai sosialisasi, ada (suara) gemuruh dari atas (Merapi). Warga sebetulnya mau turun. Ditambah dengan suara itu (Gunung Merapi), warga minta turun (dievakuasi)," kata Marwoto saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/11/2020).
Baca juga: Kapolda Jateng Ancam Tindak Penambang Pasir yang Masih Menambang di Kawasan Rawan Gunung Merapi
Baca juga: Tinggal Dekat Gunung Merapi, 281 Ibu Hamil Menyusui dan Lansia di Tegalmulyo Klaten Mulai Dievakuasi
Baca juga: Pengungsi Merapi di Magelang Bertambah, Tempat Pengungsian Diperbanyak Jadi 7 Titik. Ini Lokasinya
Baca juga: Ini Pesan Juru Kunci Gunung Merapi kepada Warga terkait Status Siaga Merapi
Pihaknya menerjunkan armada untuk mengevakuasi warga ke tempat pengungsian sementara yang disiapkan pemerintah desa di TPPS Bale Desa Klakah.
Mereka dievakuasi bersama warga kelompok rentan. Mereka setiap malam tidur di pengungsian dan pagi hingga sore harinya beraktivitas seperti biasa di rumah, seperti mengurus sawah dan mencari pakan ternak.
"Data, sampai tadi malam, ada 84 orang pengungsi. Mereka terdiri lansia (lanjut usia) dan balita," terang dia.
Marwoto mengatakan, sejak berstatus siaga, warga sering mendengar suara gemuruh dan udara di sekitar lereng Gunung Merapi cukup panas.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau warga untuk tetap waspada. Warga juga diminta menyiapkan barang-barang berharga yang dapat dilangsung dibawa jika sewaktu-waktu gunung tersebut erupsi.
"Kami ikuti aturan pemerintah, balita dan lansia harus turun ke radius yang aman," terang dia.
Marwoto menerangkan, di TPPS Bale Desa Klakah sudah disediakan sebanyak 37 bilik berukuran 2x3 meter bagi warga yang mengungsi.
Pembuatan bilik ini sebagai bentuk penerapan protokol kesehatan mengingat kondisi sekarang ini masih pandemi wabah Covid-19.
"Satu bilik ini bisa menampung satu keluarga, terdiri empat orang," terang Marwoto. (*)