Liga 1 2020

Terima Surat PT LIB, Isinya Justru Bikin PSIS Semarang Makin Pusing Tujuh Keliling

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Bek tengah PSIS Semarang, Muhammad Rio Saputro.

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Kekecewaan kembali dirasakan pihak manajemen PSIS Semarang pasca menerima surat dari PT Liga Indonesia Baru (LIB), pada Selasa (3/11/2020), perihal penyampaian status kompetisi.

Rencananya Liga 1 akan berjalan mulai Februari hingga Juli 2021, dengan berganti titel menjadi kompetisi Liga 1 2020/2021.

Salah satu poin penting dalam surat bernomor 394/LIN-KOM/XI/2020 yang ditandatangani Akhmad Hadian Lukita selaku Direktur Utama PT LIB tersebut mengenai subsidi alias hak komersial untuk klub.

Baca juga: Dokter Tim PSIS Semarang Perkuat Tim Medis Garuda Select Jilid 3 di Bogor

Baca juga: Banyak Pemain PSIS Semarang Ikut Tarkam, Begini Tanggapan Asisten Pelatih Imran Nahumarury

Baca juga: Pratama Arhan dan Yofandani Mampir ke PSIS Semarang saat Rehat Timnas U-19, Ini Pesan Yoyok Sukawi

Baca juga: GM PSIS Semarang: Klub Sudah Terancam Bangkrut, Subsidi Rp 800 Juta Juga Belum Cair

Selama kompetisi dihentikan, dari Oktober 2020 hingga Januari 2021, pembayaran hak komersial hanya 25 persen dari Rp 800 juta per bulan.

Dan pembayarannya dilakukan pada saat kompetisi berjalan.

Apabila kompetisi berjalan sesuai rencana pada Februari hingga Juli 2021, pembayarannya baru akan penuh Rp 800 juta di tiap bulannya.

Merespon surat PT LIB tersebut, CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi menilai hal tersebut sangat memberatkan klub.

Yoyok merinci, pengeluaran klub di tengah penghentian kompetisi cukup besar.

Terutama untuk gaji bulanan pemain dan official tim serta karyawan di kantor PT Mahesa Jenar Semarang.

"Terus terang kami di klub sangat berat dengan aturan pembayaran pada saat tidak ada kompetisi cuma 25 persen dari Rp 800 juta."

"Dan situasi ini bikin pusing tujuh keliling," keluh Yoyok Sukawi kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (4/11/2020).

Lebih detail soal teknis pengeluaran klub, manajer tim Imanuel Anton Nikijuluw membeberkan hal yang sama.

Menurut Anton, klub sangat membutuhkan subsidi secara penuh untuk menutup operasional tim.

Sebetulnya pada saat Extraordinary Club Meeting di Yogyakarta beberapa waktu lalu, Anton menyebut federasi akan membayar hak komersial kepada 18 klub Liga 1.

"Sebagian klub Liga 1 dan Liga 2 mungkin sama seperti kami, sedikit resah dengan ketidakjelasan hak komersial."

Halaman
12

Berita Terkini