Berita Pendidikan

Anak Tetap Bosan Kalau Sampai Desember, Ketua DPRD Jateng Minta Ada Solusi Terkait Belajar Daring

Penulis: akbar hari mukti
Editor: deni setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Bambang Kusriyanto.

TRIBUNBANYUMAS.COM, UNGARAN - Ketua DPRD Jateng, Bambang Kusriyanto meminta para pemangku kepentingan segera memberikan solusi terkait pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang hingga saat ini berlangsung.

Dia berpendapat, jika para siswa tingkat SD dan SMP terus menerus menerapkan pembelajaran model tersebut akan menimbulkan kejenuhan.

"Kami kira harus ada solusi terkait pembelajaran itu."

"Sebab kalau sampai Desember 2020 masih pembelajaran via daring, anak-anak tetap akan jenuh juga di rumah," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (5/8/2020) kemarin.

Sekolah Mulai Terapkan Belajar Tatap Muka di Sebagian Wilayah Jateng

Cerita Siswa Belajar Daring di Rumah Aspirasi Bambang Kusriyanto, di Susukan Kabupaten Semarang

Disdikbud Jateng Mulai Siapkan Skenario Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah

Tiga Skenario Belajar Tatap Muka di Sekolah Mulai Disiapkan, Ini Saran Masukan DPRD Jateng

Dia menjelaskan, selain para siswa yang dirasakannya bakal mengalami kejenuhan, para orangtua juga disebutnya merasakan hal sama.

Padahal fokus orangtua tak hanya menunggui anaknya belajar.

Terlebih jika mereka adalah pekerja.

"Kalau orangtuanya tidak bisa mengawasi karena kerja, anak itu malah nanti bisa main-main, dolan-dolan," jelasnya.

Dia menjelaskan, pembelajaran tatap muka di sekolah dengan protokol kesehatan sebenarnya dapat dilakukan.

Misalnya melalui penerapan sistem shift.

"Kalau jumlah siswa satu kelas 40, dibagi dengan sistem shift."

"20 untuk shift pertama, sisanya shift kedua."

"Mereka juga perlu menggunakan masker, cuci tangan, dan lain-lain," imbuh Bambang Krebo, sapaan akrabnya.

Terkait PJJ menggunakan sistem daring, menurutnya masih banyak warga yang tak dapat melakukannya secara maksimal.

Sebab dia berpendapat, pembelajaran model itu belum familiar untuk semua masyarakat.

"Banyak yang baru pertama kali mengalami seperti ini (PJJ)."

"Kalau pertama kali memang susah, karena sebelumnya belum pernah sama sekali," ungkapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang, Sukaton Purtomo mengatakan, telah mengaplikasikan pembelajaran blended learning.

Hal itu untuk mengantisipasi kebosanan para siswa.

"Daring dan luring. Namun tak harus siswa datang ke sekolah."

"Bisa guru berkunjung ke dusun untuk tatap muka," jelas Sukaton kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (5/8/2020).

Menurutnya hal tersebut tetap memperhatikan kondisi masing-masing wilayah sesuai zona.

"Zona hijau boleh tatap muka tapi tetap harus dengan izin orangtua," papar Sukaton. (Akbar Hari Mukti)

Sebelum Belajar Tatap Muka Dimulai, Ganjar Minta Ada Satgas Jogo Sekolah

Kalau Ganti Meteran Listrik yang Rusak, Bayar atau Tidak? Ini Penjelasan Lengkap PLN

Partai Gerindra dan PKS Bentuk Koalisi Baru di Pilkada Purbalingga, Usung Paslon Fidloh-Adi Yuwono

Novi Ngaku Dendam dan Sempat Ada Hubungan Khusus dengan Korban, Kasus Teror Orderan Fiktif di Kendal

Berita Terkini