"Saya tidak tahu bagaimana mulanya, tiba-tiba dia sudah tiduran sejak erupsi Merapi 2010 dan tidak pernah bangun hingga sekarang. Selain itu, dia juga tidak pernah berbicara lagi. Makannya juga jarang-jarang, tiga sampai empat hari sekali baru makan. Itu paling satu piring tidak habis."
TRIBUNBANYUMAS.COM, MAGELANG - Potret buram keluarga miskin terekam dalam kisah hidup memilukan Suroto.
Entah bagiamana awalnya, Suroto (40), warga Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, memilih untuk tiduran seiring erupsi Merapi 2010 lalu, dan tak pernah mau bangun lagi hingga 10 tahun kemudian.
Padahal, secara fisik Suroto tampak sehat dan tak mengalami sakit yang membuatnya lumpuh dan tak bisa bergerak.
Selama 10 tahun terakhir, Suroto hanya terus tiduran di atas dipan kamarnya, hingga membuat sang ibu, Sukanti (75), pasrah atas kelakuan tak wajar anaknya.
• Unik! Corona, Nama Pria 43 Tahun asal Magelang Ini, Asli Pemberian Orangtua Bukan Editan
• Nenek 74 Tahun Gasak Rp250 Juta, Modus Janjikan Korban Lolos Tes CPNS, Isi Hari Tua di Penjara
• Rekrutmen Calon Perwira Penerbang TNI Dinas Pendek, Simak Kebutuhan dan Info Lengkapnya Berikut Ini
• Simak Tips Aman Bersepeda Fase New Normal, saat Demam Gowes Melanda
Sukanti mengaku tak tahu penyebab putranya menjadi bertingkah aneh.
Jauh di dalam lubuk hatinya, Sukanti sangat ingin bisa lagi melihat Suroto kembali normal seperti sedia kala.
"Saya tidak tahu bagaimana mulanya, tiba-tiba dia sudah tiduran dan tidak pernah bangun. Selain itu, dia juga tidak pernah berbicara lagi," katanya dalam bahasa Jawa, Jumat (3/7/2020), saat ditemui di rumahnya.
Sukanti menceritakan, selama 10 tahun itu, Suroto tiduran beralas galar atau bambu yang ditata dan dilengkapi tikar.
Suroto pun tidak memakai bantal karena rambutnya yang gimbal sepunggung dijadikannya alas kepala.
Selain itu, menurut Sukanti, Suroto jarang sekali makan atau mandi.
Bila ingin makan, Suroto pun jarang menghabiskan makanannya.
"Makannya juga jarang-jarang, tiga sampai empat hari sekali baru makan."
"Itu paling satu piring tidak habis," jelasnya.
Sukanti mengaku pasrah, tidak tahu apa yang dilakukan untuk menyembuhkan anaknya tersebut.
Sebelumnya pernah tiduran selama 2 tahun