Mereka yang melakukan perbaikan itu tidak akan dikenai sanksi apapun.
Namun, apabila setelah pengumuman penerimaan dilakukan dan diketahui ada pelanggaran atau laporan masyarakat mengenai indikasi pelanggaran dan bisa dibuktikan, maka penerimaan calon siswa tersebut akan dibatalkan.
"Kepada masyarakat luas, kami mengharapkan bantuannya untuk mengawasi dan melaporkan apabila ada indikasi kecurangan."
"Bantuan masyarakat itu kami harap dapat mewujudkan proses PPDB Jateng yang berintegritas," katanya.
Integritas memang sangat ditekankan dalam proses penerimaan PPDB tahun ini.
Sebab dengan mekanisme online dan beberapa persyaratan yang khusus karena wabah Covid-19, ada potensi terjadinya pelanggaran-pelanggaran.
Ganjar banyak dilobi orangtua siswa
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengatakan sudah banyak pihak yang coba melobi dirinya secara pribadi agar anak yang bersangkutan bisa diterima di sekolah favorit.
"Yang titip ke saya banyak, alasannya tetek dan bengek (macam-macam)."
"Jadi satu bagaimana caranya biar bisa masuk sekolah favorit," kata Ganjar kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (18/6/2020).
Pihaknya pun kembali menegaskan agar tidak ada praktik kolusi dalam proses PPDB online kali ini.
"Budaya yang sudah melekat menahun itu seharusnya ditinggalkan," tandasnya.
Ganjar menuturkan, seharusnya orangtua mengajarkan anaknya sikap integritas dan kejujuran dalam mengikuti proses pendaftaran sekolah.
"Jadi sebenarnya kami mengedukasi, enggak usah kolusi, ikuti saja aturan."
"Kalau caranya untuk masuk saja tidak betul, ya jadinya tidak baik," tandasnya.
Yang penting, kata dia, ajari anak-anak jujur, berikan mereka data yang benar, dan ajari berintegritas.