Artinya, lanjutnya, pembukaan destinasi wisata di masa pandemi harus dilakukan secara evaluatif, berdasarkan penilaian dari gugus tugas pemerintah setempat.
"Gubernur instruksikan kita latihan dulu, benahi dulu, harus patuh terhadap protokol."
"New normal jangan diartikan seolah-olah bendera start semua sudah beres. Ada norma baru yang harus kita sikapi sehari- hari," terangnya.
Protokol yang harus ditaati antara lain pengelola diwajibkan membatasi jam buka dan jumlah pengunjung.
Selain itu, protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan tempat cuci tangan harus disediakan, serta bermasker.
Ia menuturkan, dunia pariwisata diyakini akan pulih secara bertahap.
Apalagi, diprediksi pada akhir tahun ini akan terjadi booming tourism.
Yakni tingkat pariwisata akan mengalami lonjakan luar biasa pada akhir tahun. Makanya, segalanya harus disiapkan.
• Pekan Depan Jalan Wanadadi-Tapen Sudah Mulus, Bupati Banjarnegara: Lapisan Aspal Hinggal 10 Cm
• Tiap Jumat, ASN Pemkab Banyumas Wajib Bersepeda, Berangkat Maupun Pulang Kantor
• Sekda Kabupaten Semarang Dianggap Langgar Netralitas ASN, Ini Hasil Lengkap Rekomendasi KASN
• Alhamdulillah Non Reaktif, Rapid Test Kedua Terhadap Keluarga Bos Warteg Asal Tegal
"Apakah kita mau gopoh atau kaget, tentu tidak. Semuanya harus disiapkan," ujarnya.
Selama pandemi ini, ia prihatin dunia wisata mengalami kevakuman.
Berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya, 90 persen daya tarik wisata di Jateng dalam kondisi prima atau siap untuk dikunjungi.
Selama mati suri, pengelola tetap rutin melakukan bersih-bersih tempat wisata, menyemprot disinfektan dan sebagainya.
Sementara, kata dia, 10 persen lainnya tidak terurus lantaran tenaga kerjanya dirumahkan.(mam)