Dia menyebutkan, cara membuatnya pun sangat mudah.
Pertama, bahan baku yang disiapkan yakni busa, lembaran plastik mika dengan ketebalan 0,7 mm, dan lembaran plastik HDPE sehingga nyaman digunakan.
Lembaran plastik mika itu dipotong berbentuk persegi panjang sampai bisa menutup bagian wajah.
Kemudian, plastik jenis HDPE dan busa digunakan pelapis kepala, serta pengait plastik mika yang dilingkarkan di antara telinga hingga menutup sampai dagu.
Meski begitu, Zukhraini mengaku belum bisa memastikan standar kesehatan face shield buatan warga binaan Lapas.
Yang terpenting, kata dia, face shield berbahan mika atau plastik ini dapat mencegah wajah dari penularan Covid-19 melalui cipratan air liur.
Dia menambahkan bahwa alat tersebut lebih disarankan agar digunakan oleh tenaga kesehatan dan petugas yang melayani publik.
Dikarenakan setiap pekerjaan yang berhubungan langsung memiliki risiko terpapar virus lebih besar.
"Yang kita ambil itu terpenting memang menutupi wajah sampai dagu, jadi dari telinga ke telinga sampai tertutup."
"Paling tidak face shield ini bisa melindungi pemakainya dari cipratan yang besar," ungkapnya.
Melebihi target
Sejak dua minggu, sebanyak 1.026 face shield sudah diproduksi dan telah dibagikan ke fasilitas kesehatan di Kabupaten Bogor.
Jumlah ini pun melebihi target awal karena ketersediaan APD di puskesmas sangat minim.
Menurut dia, pembuatan face shield akan terus dilakukan oleh warga binaan untuk memenuhi kebutuhan semua puskesmas yang minim APD.
"Awalnya target kita 1.000 face shield ternyata kalau misalnya dibagi 100 tiap puskesmas 10 itu kayaknya kurang belum lainnya jadi ditambahkan."
"Tahap awal dibagikan sudah sekitar 850 dan yang siap dikirim saat ini ada 25. Yang waiting list diselesaikan itu kira-kira bisa mencapai 2.000," bebernya.
Adapun penyaluran donasi face shield Lapas Cibinong hingga Sabtu (18/4/2020), yakni sebanyak 275 potong face shield dibagikan ke 18 Puskesmas Leuwiliang.