Berita Nasioanal
Duh, Beras Impor Bulog 100.000 Ton Lebih Terancam Tak Layak Dikonsumsi, Kerugian Ditaksir Rp 1,2 T
Alternatif lain, beras disposal dapat diproses menjadi bahan baku industri etanol. Tepai di Indonesia industri etanol berbasis beras masih jarang.
Banyak konsumen menanyakan alasan harga tak kunjung turun.
“Ada sih yang komplain, nanya kenapa naik harganya. Responnya ya dari pusatnya naik, jadi di sini juga ikut naik,” ucap dia.
Imbasnya, jumlah pembeli menurun dibanding biasanya. Konsumen yang datang rata-rata membeli beras dalam jumlah kecil, hanya 1–2 liter.
“Yang beli nurun ya. Karena harga naik, terus kualitasnya juga kadang kurang bagus. Jadi pembeli lebih irit,” kata Aziz.
Meski begitu, pelanggan tetap masih ada, terutama warga sekitar Beji.
Mereka biasanya membeli beras merek tertentu, salah satunya merek “Petruk” yang cukup laris di tokonya.
“Kalau sehari sih kira-kira ada 20 orang pembeli, kebanyakan beli eceran. Ada juga yang beli karungan, tapi lebih banyak literan,” ucap Aziz.
Aziz berharap pemerintah bisa menstabilkan harga beras agar pedagang tidak kesulitan menjaga pelanggan.
“Harapannya sih stabil aja harganya. Karena pelanggan juga jadi susah kalau naik turun begini,” kata dia. (kps)
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "100.000 Ton Lebih Beras Impor Bulog Terancam Disposal, Kerugian Ditaksir Rp 1,2 Triliun"
Tingkatkan Kompetensi Kebahasaan, FKIP UMP Jalin Kerja Sama Strategis dengan Balai Bahasa Jateng |
![]() |
---|
Bus Trayek Wonosobo-Dieng Mogok Massal, Protes Pick Up Buat Angkut Penumpang |
![]() |
---|
Bangunan Cagar Budaya di Kota Lama Semarang Terbakar, Lantai Dua Resto Sego Bancakan Hangus |
![]() |
---|
Perkuat Lini Tengah, PSIS Rekrut Luan Sergio Dias, Kahudi Puji Agresivitasnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.