Berita Purbalingga
Aneh Usai Direnovasi Pasar Bojong Purbalingga Justru Sepi, Nasib Pedagang Kian Tragis
Bahkan los-los pedagang yang sengaja di buat untuk berjualan, kini sudah terlihat kosong
Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA — Sejak di renovasi di tahun 2013, kondisi Pasar Bojong yang terletak di Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga justru terlihat sepi.
Jika pada umumnya di pagi hari pasar akan ramai dikunjungi pembeli, situasi sebaliknya justru terjadi di pasar tersebut.
Sardi, Kepala Pasar Bojong menyatakan, sebelum direnovasi pasar tersebut pernah ramai. Namun setelah direnovasi justru sebaliknya. Bahkan los-los pedagang yang sengaja di buat untuk berjualan, kini sudah terlihat kosong, berdebu dan terlihat usang, karena tidak pernah lagi digunakan dan dirawat.
"Mereka mengeluh sejak jualan di dalam los dagangan gak laku, kalaupun laku paling hanya berapa, gak sebanding sama modal yang di keluarkan," katanya.
Ia pun menilai, sepinya pembeli sejak pasar direnovasi karena pembeli tidak mengetahui bahwa ada pedagang yang berjualan di dalam los.
Baca juga: Pembeli Rumah Mewah di Purwokerto Mengadu ke Peradi, Ternyata Tidak Memiliki IMB
Setelah direnovasi, los para pedagang dibuat berada di belakang kios yang saling berjejer, dan pintu masuk menuju pasar berada di tengah-tengah kios.
"Pembeli mungkin mengiranya setelah di renovasi Pasar Bojong cuma ada kios, karena pasar nya kan di belakang," ujarnya.
Pedagang Mundur
Melihat situasi tersebut, para pedagang yang awalnya berjumlah 74 orang akhirnya memilih untuk mundur dan berpindah ke lokasi yang lain.
"Tadinya ada 74 orang yang jualan disini, cuma mungkin pas direnovasi mereka kan pindah dan di pasar lain itu mungkin lebih ramai, pas tau disini sepi jadinya mereka gak mau balik lagi," ucapnya.
Sardi menyatakan, saat ini hanya tersisa 17 pedagang yang masih berjualan di pasar tersebut, namun mereka meminta kepada pihak pasar untuk dapat memindahkan area pedagang ke depan kios.
"Karena sepi terus, para pedagang juga mengeluh jualannya gak laku, akhirnya Pak UPT meminta agar para pedagang dibuatkan gerai pedagang di depan kios, supaya pembeli tau kalau ada pedagang yang jual disini," katanya.
Usai pedagang di pindah pada Agustus 2024 lalu, Sardi menuturkan situasi pasar mulai membaik, meskipun tetap tidak seramai dahulu, namun pembeli mulai kembali berdatangan.
"Ya alhamdulilah setelah di pindah mulai ramai lagi, walaupun gak seramai dulu, tapi ya seenggaknya ada yang datang," ucapnya.
Jumlah pembeli yang datang pun menurutnya bisa dihitung jari, bahkan terkadang jumlahnya tidak mencapai 50 orang.
"Yang datang ya ada, tapi paling-paling gak nyampe 50 orang. Ini aja ramainya cuma di jam 8 sampai jam 9 aja paling, jam 10 biasanya udah bubar," katanya.
Lebih lanjut, Sardi menyatakan pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk membuat pasar tersebut bisa kembali ramai. Namun ia menilai sepinya pembeli di pasar tersebut menjadi alasan pedagang enggan berjualan di pasar tersebut.
"Kalau ada pedagang baru, lama-lama nya ya mereka bertahan cuma seminggu, karena gak laku kemudian mereka pindah lagi," ucapnya.
Sardi menyatakan, meskipun lokasi Pasar Bojong cukup strategis, terletak di depan jalan raya dan tidak terlalu jauh dari pemukiman, pasar tersebut tetap sepi.
Ia menilai, saat ini sudah banyak pasar-pasar terdekat yang bisa diakses olah masyarakat. Selain itu terdapat juga pedagang keliling yang bisa langsung hadir di depan rumah pembeli, sehingga minat masyarakat untuk berbelanja di pasar justru berkurang.
"Kemungkinan pembeli itu milih belanja di pasar yang lain yang lebih dekat, kaya misalnya ke Bancar kan juga dekat ada pasar di situ, terus yang dari Panican mau ke pasar Bukateja juga dekat, ada lagi pasar desa di Toyareka, jadi nya kan makin dekat, tapi akhirnya sini yang mati, " jelasnya.
Sementara itu, Dina salah satu pedagang di pasar tersebut menyatakan kondisi Pasar Bojong memang tidak lagi seramai dahulu, namun ia mengaku masih tetap ingin berjualan di pasar tersebut dengan alasan sudah memiliki banyak pelanggan.
"Ya memang sepi si, tapi setelah dipindah di luar lumayan ramai, dan ada peningkatan lah dari pada pas di dalam, kalau dulu ya mba wah mau kulak aja susah, disini ya mending lah bisa kulak lagi,"ujarnya.
Dina menjadi satu-satunya pedagang yang berjualan sejak pagi hingga sore hari di pasar tersebut, ia mengaku memiliki dagangan yang lengkap, mulai dari bumbu dapur, cabai, bawang merah dan putih, lauk pauk, beras hingga sembako, sehingga banyak pedagang yang memilih untuk membeli di gerai miliknya.
"Meskipun pembelinya gak ramai-ramai banget, tapi sedikit-sedikit disini kan lengkap mba, jadi pada beli disini," ucapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.