Video Berita

Nurhayatni, Kemas Sampah Jadi Tabungan Emas, Awalnya Diremehkan

tahun pertama, 30 kepala keluarga (KK) berhasil mengumpulkan Rp 9 juta dari sampah.

|
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Rustam Aji

Inovasi lain lahir pada 2019. Nurhayatni bersama Pegadaian mengubah nilai sampah menjadi tabungan emas

Bank Sampah Inyong bergabung dengan program The Gade Clean & Gold dari PT Pegadaian. Sampah yang ditabung dihitung nilainya, lalu dikonversi ke tabungan emas.

Nurhayatni menyebut langkahnya ini sebagai "Mengemaskan Sampah". Nilai sampah yang disetor warga dikonversi menjadi saldo di buku tabungan emas masing-masing.

"Emas ini jadi investasi jangka panjang, dan nilainya bisa naik terus, dikumpulkan dulu sampahnya nanti ditukar dengan saldo tabungan emas," jelasnya. 

Ia bahkan mengungkapkan keinginanya menjadi agen Pegadaian agar jangkauan program ini menjadi semakin luas.

Yang membedakan Nurhayatni dari banyak penggerak lingkungan lainnya adalah konsistensinya. 

Selama lebih dari satu dekade, ia tak hanya memberi instruksi, tapi terjun langsung memilah, dan menimbang sampah-sampah warga. 

Bahkan ia kerap kali menyetir tossa, hingga mengangkut sampah dari kampus yang cukup jauh dibantu juga oleh suaminya. Semuanya dilakukan dengan satu semangat agar lingkungan bersih dan warganya mandiri.

Kini, ia dikenal luas sebagai penggerak lingkungan di Banyumas. Ia kerap diundang mewakili daerah dalam berbagai kegiatan, menjadi rujukan studi banding, bahkan meraih juara dua tingkat Jawa Tengah dalam rangka Hari Habitat.

"Saya ikut alur saja. Yang penting, lingkungan bersih dan ekonomi masyarakat terbantu," katanya.

Meski belum semua warga bergabung, Nurhayatni tak mempermasalahkan. 

"Kalau mereka sudah memilah sampah dan menjual sendiri, itu sudah langkah maju," ucapnya. 

Ia yang dulunya bekerja di pabrik bolpoin di Jakarta dan berdagang di Tanah Abang memutuskan pulang kampung karena ingin memiliki anak setelah enam tahun menanti. Kini, ia tak hanya memiliki keluarga, tapi juga komunitas yang hidup dan tumbuh bersama berkat sampah.

Nurhayatni bukan sekadar penggerak lingkungan, tapi memberikan makna hidup di tengah tumpukan yang sering dipandang remeh, Mengemaskan Sampah dan mengemaskan lingkungan. 

Kepala Cabang Pegadaian Purwokerto, Budi Purnomo, mengakui 'Bank Sampah Inyong' adalah mitra penting dalam program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL). (jti/her)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved