Berita Banyumas

Srikandi Sampah Sumpiuh: Kisah Perempuan Pemilah dan "Pasukan Tempur" di Timur Banyumas

TPST Sumpiuh menjadi salah satu contoh nyata dari keberhasilan pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat.

Permata Putra Sejati
PEMILAH SAMPAH - Sejumlah perempuan pemilah sampah saat sedang sibuk memilah aneka sampah di mesin conveyor yang berjalan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Sabtu (23/8/2025). TPST Sumpiuh Banyumas berlokasi di Jalan Karet, Kelurahan Kradenan telah menjadi penggerak utama pengelolaan sampah di wilayah timur kabupaten. 


Aris mengatakan moda angkutan sampah dalam bentuk motor roda tiga 
diakuinya menjadi andalan operasional TPST Sumpiuh saat ini. TPST bergerak salah satunya berkat topangan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Patra Niaga. 

Baca juga: Belanja Pegawai Sudah 39 Persen, Ini Konsekuensi Jika Pemkab Purbalingga Angkat PPPK Besar-besaran


Dipilihnya TPST Sumpiuh sebagai lokasi program CSR bukannya tanpa alasan. Sumpiuh dilintasi jaringan pipa Pertamina. Perusahaan plat merah itu sedang menunjukkan tanggung jawab sosial dan kompensasi kepada masyarakat yang berada di jalur operasionalnya.


Peran satu unit mobil pick-up Carry dan tiga unit motor roda tiga (Tosa) bantuan tersebut sangatlah vital dan begitu berdampak bagi lancarnya operasional TPST Sumpiuh.


Mengingat ata-rata sampah yang masuk ke hanggar mencapai 30–35 meter kubik per hari. Sementara yang dapat terproses langsung sekitar 25 meter kubik yang bisa diolah setiap harinya. 


Dengan lancarnya operasional, sebanyak 33 orang pekerja yang berjibaku selalu berharap ada kesejahteraan ekonomi yang meningkat. Meskipun kenakaikan upahnya tidak seberapa. 


Upah yang diterima pekerja memang belum menyentuh angka Upah Minimum Kabupaten (UMK) Banyumas. Namun, operasional hanggar TPST terus berjalan lancar sudah membuat pekerjanya senang. 


Dan ternyata pekerja tahun ini dapat kabar baik karena ada rencana kenaikan upah.


"Yang penting kita bersama menjalankan operasional lancar dengan dukungan berbagai pihak termasuk swasta. 


Alhamdulillah, pekerja perempuan yang sebelumnya digaji Rp1,1 juta insyallah naik jadi Rp1.3 juta dan pekerja laki-laki yang mulanya Rp1,4 juta menjadi Rp1.6 juta," katanya. 


Aris mengatakan upah memang tidak seberapa, tapi topangan bagi KSM berupa bantuan mesin dan armada pendukung dari CSR Pertamina membuat operasional TPST Sumpiuh lancar dan dapat melayani masyarakat dan pelanggan. 

Pemilah sampah di banyumas
PEMILAH SAMPAH - Sejumlah perempuan pemilah sampah saat sedang sibuk memilah aneka sampah di mesin conveyor yang berjalan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Sabtu (23/8/2025)


Area Manager Communication, Relations, dan Corporate Social Responsibility Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Taufiq Kurniawan mengatakan program bantuan armada tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap kelompok masyarakat.


Apalagi TPST Sumpiuh menjadi salah satu contoh nyata dari keberhasilan pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat.


Sinergi antara semangat warga dan dukungan korporasi menurutnya mampu menciptakan dampak positif secara ekonomi dan lingkungan.


"Kami berharap TPST Sumpiuh dapat menjadi role model pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat. Mampu memberikan kontribusi nyata terhadap kebersihan lingkungan, pemanfaatan sampah, dan peningkatan kesejahteraan warga sekitar," ujarnya. 


Taufiq menjelaskan program CSR yang dijalankan bersama KSM merupakan wujud dari penerapan komitmen ESG (Environment, Social, Governance) yang dijalankan Pertamina. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved