Stabilitas Harga Pangan
Curhat Pedagang ke Mentan Amran di Semarang: Jual Beras SPHP Kok Kayak Tahanan, Lapor Tiap Hari
"Kayak tahanan luar," curhat pedagang ke Mentan Amran soal ribetnya aturan jual beras SPHP.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Pedagang sembako di Pasar Bulu, Semarang, mencurahkan keluh kesahnya langsung kepada Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, Sabtu (23/8/2025).
Di sela kunjungan Mentan memonitor program beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), pedagang mengeluhkan mekanisme penyaluran yang dinilai terlalu rumit.
Siti Arya, seorang pedagang, mengaku aturan baru yang berlaku sejak Agustus ini sangat memberatkan.
Baca juga: Gerakan Pangan Murah di Banyumas, Beras SPHP Hanya Dijual Rp11.500/Kg
Menurutnya, pedagang kini harus lapor penjualan setiap hari dan wajib menggunakan aplikasi.
"Kayak Tahanan Luar"
Siti merasa aturan lapor harian tidak masuk akal, sebab pedagang sudah membayar lunas di awal sebelum beras dikirim.
"Kalau suruh lapor setiap hari kan kayak tahanan luar, takut kabur. Wong kita sudah bayar barang, toko sudah transfer dulu," ungkap Siti.
Ia yang mengaku gagap teknologi juga merasa kesulitan dengan kewajiban memakai aplikasi.
Meski begitu, ia mengapresiasi beras SPHP karena kualitasnya bagus dan harganya lebih murah, yaitu Rp12.500 per kilogram dibanding beras lain seharga Rp15.000-Rp16.000.
Mentan Langsung Telepon Kepala Bappenas
Mendengar keluhan itu, Mentan Amran Sulaiman langsung bereaksi.
Ia berjanji akan merelaksasi kebijakan penyaluran beras SPHP.
"Tujuan kami turun ke lapangan adalah mengecek apa sih keluhan pedagang. Kita perbaiki, kita relaksasi," tegas Amran.
Di hadapan pedagang, Amran langsung menelepon Kepala Bappenas untuk membahas relaksasi aturan tersebut.
Menurutnya, aturan ketat memang dibuat untuk mencegah penyelewengan seperti praktik oplosan, namun ia mengakui jika terlalu ketat akan merepotkan pedagang.
Harga Turun di 15 Provinsi
Di sisi lain, Amran mengklaim program operasi pasar SPHP berdampak nyata menekan harga beras.
"Ini sudah berdampak baik menurunkan harga di 13 provinsi, mungkin sudah 15 provinsi. Ini sangat baik," ungkapnya.
Operasi pasar akan terus digencarkan hingga Desember untuk menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen, sekaligus menjaga harga di tingkat petani agar tidak anjlok. (eyf)
Kurir Sabu Asal Kalimanah Purbalingga Diamankan Polisi saat Antarkan Paket ke Desa Klapasawit |
![]() |
---|
Ada Kasus Kebakaran di Kota Lama, Pemkot Semarang akan Tinjau Ulang Pemanfaatan Gedung Cagar Budaya |
![]() |
---|
Kisah Pedih Edi, saat Ngaji Disodori Akta Cerai Istri: Lapor ke Polisi Soal Keterangan Palsu |
![]() |
---|
Buntut Sopir Bus Wonosobo Tolak Pikap Angkut Penumpang, Polres Wonosobo Terjunkan Unit Turjawali |
![]() |
---|
Mahasiswa KKN-T IPB Ajari Peternak Banjarnegara Bikin Pakan Fermentasi, Solusi Malas Ngarit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.