Berita Jateng

Taj Yasin Ingin Kirab Budaya Dimasukkan dalam Kalender Event Jawa Tengah, Peserta Rela Hujan-hujanan

Taj Yasin mengatakan kirab budaya dihadiri dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Kegiatan itu untuk mengenalkan budaya setiap daerah.

|
TRIBUN JATENG/Rahdyan Trijoko Pamungkas 
PESERTA DARI BREBES - Peserta karnaval tetap bersemangat meski hujan arak-arakan hari jadi Jawa Tengah ke 80 yang berlangsung di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Kamis (21/8/2025). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG -Prosesi kirab budaya hari jadi Jawa Tengah ke 80 yang digelar di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Kamis (21/8/2025), berlangsung meriah. 

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, bahkan rela hujan-hujanan untuk menyaksikan dan mengikuti langsung acara yang dihadiri dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.

Kirab budaya tersebut itu untuk mengenalkan budaya setiap daerah.

"Dengan kegiatan ini kita  bisa membuat produk yang dibutuhkan wisatawan saat berkunjung di Jawa Tengah," tutur Taj Yasin.

Dengan melihat antusiasme peserta dan masyarakat yang hadir, Taj Yasin berharap kegiatan ini dapat dimasukkan dalam kalender event Jawa Tengah.

"Tujuannya agar wisatawan betah di Jawa Tengah. Adanya kirab budaya kita menghormati bagaimana pemikiran leluhur kita dan budaya itu bisa dinikmati," ujarnya.

Menurutnya, kegiatan tersebut memadukan budaya kekinian dan merangkul anak muda.

Dia mengapresiasi antusias masyarakat yang tinggi meski diguyur hujan.

Baca juga: Ketua Pansus Endus Bupati Sudewo Buang Pejabat Eselon II ke Staf Biasa: Tak Ada Bukti Pemeriksaan!

Baca juga: Kronologi Percobaan Penculikan Anak SD di Gunungpati Semarang, Korban Berhasil Lolos Tapi Luka

"Kita buktikan bahwa kebudayaan ada yang nonton. Nah ini buktinya semua semangat," tandasnya.

Pengunjung dan peserta karnaval  sempat bubar berteduh saat pelaksanaan arak-arakan.

Bahkan sejumlah mobil karnaval ditutup terpal agar tidak korslenting karena terkena percikan air.

Begitu juga  tamu VIP yang berada di tribun langsung bubar hujan turun.

Mereka berteduh agar tidak terkena percikan air.

Arak-arakan kembali berlangsung setelah beberapa menit dihentikan karena hujan lebat. 

Meski diguyur hujan masyarakat rela hujan-hujanan untuk menonton arak-arakan. Begitu juga peserta karnaval yang tampil meski dalam keadaan hujan.

Joko satu diantara penonton mengaku antusias menonton arak-arakan. Dirinya datang bersama cucu dan istrinya.

"Ya ini nonton sekalian nyenengin cucu," kata dia.

Warga Gergaji Pelem ini terlihat mengenakan payung berteduh saat hujan turun. Dirinya mengaku antusias menonton arak-arakan tersebut.

"Ya acaranya bagus sih menarik," ujarnya.

Ia mengaku sedikit kecewa karena hujan mengguyur saat proses arak-arakan. Namun demikian tetap senang bisa menonton langsung arak-arakan.

"Ya sayang hujan. Pawang hujannya kurang bagus," tuturnya.

Diketahui sejumlah pejabat  masih tetap berada di podium menonton prosesi arak-arakan dan memberikan semangat peserta.

Mobil-mobil itu dihias berbagai ornamen dan dilengkapi perangkat audio. Mobil-mobilan datang dari berbagai wilayah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.

Mobil itu telah siap sejak pagi hari dan terparkir di Taman Indonesia Kaya. Suara musik diputarnya menggetarkan kaca kantor Pemerintah Provinsi.

Tampan Rahma peserta dari Demak menuturkan mempersiapkan mobilnya sejak sebulan yang lalu. Dirinya bersama paguyuban seni lainnya menghias mobilnya dengan berbagai macam rebana.

"Tema mobil karnaval adalah tarian rebana kota wali. Karena Demak terkenal dengan rebananya," tuturnya.

Selain mobil, kata dia,  juga terdapat penari untuk mengiringi karnaval. Penarinya gabungan dari 14 sanggar di Kabupaten Demak.

Baca juga: Bupati Sadewo Absen Pimpin Upacara HUT ke-80 RI di Banyumas, Dampingi Penari Tampil di Istana Negara

"Kami ini di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak," tuturnya.

Begitu juga Sri Raharjo peserta asal Sukoharjo yang menyediakan mobil karnaval sejak sebulan yang lalu. Mobil karnavalnya dihias bersama gabungan paguyuban di daerahnya.

"Tema mobil karnaval kami usung Pendadaran Untung Suropati," tuturnya.

Ia menuturkan tema yang diusungnya menceritakan perjuangan Untung Suropati melawan VOC di Benteng Bangil. Pada karnaval itu melibatkan 50 orang yang di antaranya penari.(rtp)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved