Perundungan Banyumas

Disdikbud Jateng Terjunkan Tim, Cari Info Soal Dugaan Bullying Siswa SMA Negeri di Purwokerto

Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Banyumas menerjunkan pejabat, melihat langsung kondisi korban dugaan perundungan atau bullying SMA di Purwokerto.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
DUGAAN PERUNDUNGAN - DPN (kiri) bersama ibunya Ah (kanan) saat ditemui di rumahnya di Kecamatan Purwokerto Selatan, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (8/8/2025). DPN mengalami trauma dan harus menjalani perawatan di rumah sakit selama 16 hari setelah mengalami dugaan perundungan saat MPLS di SMA di Purwokerto. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah lewat Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Banyumas bergerak cepat memantau kasus dugaan perundungan yang dialami DPN (16), siswa baru kelas X SMA negeri di Purwokerto.

Kepala Cabang Dinas X Banyumas Sulikin mengatakan, pihaknya sudah mengutus pejabat terkait meninjau langsung kondisi korban.

"Pagi ini, kami sudah mengutus Pak Kasi dan berkoordinasi dengan kepala sekolah melakukan kunjungan ke rumah Mas DPN, sekaligus melihat kondisinya seperti apa," kata Sulikin kepada Tribunbanyumas.com, Senin (11/8/2025).

Cabang Dinas Pendidikan Banyumas akan memantau kasus ini hingga tuntas, termasuk berkoordinasi dengan pihak sekolah dan pihak terkait lain.

Langkah ini dilakukan setelah orangtuakorban, Ah (48), melaporkan anaknya mengalami dugaan perundungan saat mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada 14-16 Juli 2025. 

Baca juga: Sempat Dikira Radang Otak, Remaja di Purwokerto Menggigil Diduga Jadi Korban Bullying di Sekolah

Menurut Ah, pada hari ketiga MPLS, DPN mengaku dipukul di bagian perut oleh tiga teman sekolah.

Sejak kejadian itu, DPN menjadi murung, sulit tidur, dan memilih tidur di ruang depan rumah. 

Korban bahkan harus menjalani perawatan total selama 16 hari di rumah sakit, empat hari di RS DKT Purwokerto dan 12 hari di RSUD Margono Soekarjo.

"Dokter menyarankan agar anak saya tidak mendapat tekanan karena mengalami kecemasan dan trauma."

"Saya minta keadilan untuk anak saya," ujar Ah.

Pihak keluarga sudah melaporkan peristiwa ini kepada pihak sekolah dan meminta agar para pelaku segera dilacak.

Penanganan Hati-hati

Psikolog Dr Ugung Dwi Ario Wibowo MSi menilai, penanganan dugaan perundungan yang terjadi pada anak ini harus hati-hati. 

Menurutnya, tekanan terhadap korban bisa terjadi di sekolah, perjalanan, atau bahkan lingkungan lain.

"Bullying memiliki tingkatan dari verbal hingga fisik, dan bisa mengarah ke kriminalitas."

"Korban sering sulit bercerita karena ancaman atau ketakutan sehingga dukungan psikologis di masa kritis sangat penting," jelasnya.

Baca juga: Dugaan Perundungan Siswa SMA di Purwokerto, Psikolog: Korban Butuh Dukungan di Masa Kritis

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved