Berita Semarang

Wacana Satu Arah Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa Semarang Bikin Pedagang Resah, Khawatir Sepi

Pedagang di tepi Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa resah terkait pengembalian lalu lintas di jalan tersebut menjadi satu arah.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/REZANDA GUSTAV
WACANA SEARAH - Suasana arus lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (27/7/2025). Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa diwacanakan searah menyusul meningkatnya kepadatan lalu lintas di jalur ini. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, UNGARAN - Deru mesin kendaraan yang melintas bercampur hiruk  pikuk pembeli di deretan kios-kios tepi jalan menggambarkan hidupnya kawasan ekonomi di Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (27/7/2025).

Seiring meningkatnya kepadatan arus lalu lintas, pemerintah mewacanakan pengembalian sistem satu arah di jalur tersebut.

Jalur ini menjadi pusat perekonomian di Ambarawa.

Kios yang ada pun menawarkan beragam jenis barang, mulai dari beras, bahan pokok lain, mebel, hingga kedai teh yang tak pernah sepi.

Baca juga: Penyelundupan 300 Butir Pil Yarindo dalam Susu Cair Kotak di Lapas Ambarawa Digagalkan Petugas

Rencana pengembalian jalur lalu lintas menjadi satu arah menjadi perhatian pedagang.

Pasalnya, wacana ini tak sekadar mencegah kemacetan tetapi juga menentukan keberlangsungan usaha.

Kekhawatiran usaha menjadi sepi diungkapkan Santi (40), pemilik toko mebel Barokah.

Sejak pertengahan Juni 2025, Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa diberlakukan dua arah namun hanya sementara dan masih terus dalam tahap evaluasi.

Saat arus lalu lintas di jalan tersebut diterapkan searah, pedagang mengakui penurunan pendapatan.

Ini terjadi karena area parkir terbatas dan akses bongkar muat barang juga sulit.

Lokasi parkir motor sering kali digunakan pemotor untuk melawan arah. 

Hal ini menyulitkan calon pembeli menemukan tempat parkir di depan toko tujuan.

"Waktu satu arah, jalan kecil di depan toko saya dijadikan jalur pemotor dan akhirnya (konsumen) tidak bisa parkir."

"Bongkar barang jadi harus menyeberang, sedangkan barang kami kan besar-besar, belum lagi kalau di seberang ada kendaraan lain yang parkir, itu menyulitkan," kata Santi di tokonya.

Santi menyebut, warga Ambarawa sudah terbiasa dengan kondisi lalu lintas di sekitar Pasar Projo.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved