Berita Jateng
Di Balik Gemerlap Kota Semarang, Jumlah Kasus HIV Meledak Capai 691
601 kasus baru HIV pada tahun 2022, kemudian meningkat menjadi 689 kasus pada tahun 2023, dan kembali naik menjadi 691 kasus pada tahun 2024.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG – Jumlah kasus HIV di Kota Semarang tercatat mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, tercatat sebanyak 601 kasus baru HIV pada tahun 2022, kemudian meningkat menjadi 689 kasus pada tahun 2023, dan kembali naik menjadi 691 kasus pada tahun 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M Abdul Hakam menjelaskan peningkatan ini terjadi bukan semata karena perilaku berisiko di masyarakat, melainkan juga dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah layanan tes HIV yang tersedia dan aktifnya kegiatan skrining di lapangan.
"Peningkatan kasus HIV terjadi seiring meningkatnya jumlah layanan tes HIV di Kota Semarang. Saat ini ada sejumlah 79 layanan tes yang tersebar di puskesmas, rumah sakit, Balkesmas, dan klinik PKBI," jelas Hakam, Senin (27/7/2025).
Menurut Hakam, kelompok populasi kunci seperti laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) juga menunjukkan peningkatan jumlah, yang berdampak pada naiknya angka penemuan kasus.
"Jumlah populasi kunci terutama LSL yang bertambah banyak," terangnya menyebutkan faktor lain.
Sementara itu, dia menambahkan, kemudahan akses terhadap tes HIV juga menjadi faktor tingginya angka kasus.
Baca juga: Anak Berambut Gimbal Rela Datang Jauh dari Kudus ke Wonosobo untuk Diruwat Cukur
Hakam menyebutkan, sebanyak 21 Puskesmas di Kota Semarang kini membuka layanan malam hari khusus untuk pemeriksaan dan pengobatan HIV.
Layanan ini ditujukan untuk menjangkau warga yang tidak bisa datang di jam kerja atau tergolong dalam kelompok rawan.
"Ditambah lagi, kami juga rutin mengadakan layanan VCT mobile di tempat-tempat berisiko seperti tempat karaoke, spa, panti pijat, hotel, dan kos-kosan," paparnya.
Sementara itu, meski tren tahunan menunjukkan kenaikan, pihaknya mengklaim penemuan kasus baru sejak akhir 2023 justru mulai menurun.
Hal ini diyakini sebagai dampak dari program pencegahan seperti PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis) yang ada di Semarang.
"Layanan PrEP di Kota Semarang ada mulai akhir tahun 2023," katanya. (idy)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.