Cuaca Ekstrem
BMKG Ungkap Fenomena 'Mbediding" akibat Cuaca Ekstrem, Apa Itu 'Mbediding'?
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan bahwa fenomena mbediding ini membuat suhu pada malam hingga pagi hari sangat dingin.
Akibat dari itu, udara kering lebih cepat kehilangan panas.
Penurunan suhu itu pun terjadi secara kontinyu atau terus-menerus dari malam hingga pagi hari sebelum Matahari terbit.
Wilayah Terdampak Bediding
Guswanto menyampaikan, fenomena bediding ini biasanya terjadi di wilayah selatan ekuator atau khatulistiwa.
“Fenomena bediding biasanya terjadi di wilayah selatan ekuator, misalnya Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara,” ungkapnya.
Bediding ini semakin lebih terasa di wilayah-wilayah dataran tinggi, seperti Lembang, Dieng, dan Bromo.
Dinginnya suhu di wilayah dataran tinggi terjadi karena suhu akan turun setengah derajat Celsius per satu kilometer.
Kondisi tersebut menyebabkan wilayah di dataran tinggi terasa lebih dingin, khususnya pada malam hari.
Bahkan, saat ini muncul embun upas atau embun beku di wilayah Dieng dan bisa dilihat masyarakat pada pagi hari.
“Saat ini di Dieng sudah muncul embun upas, suhu malam-pagi hari sudah mencapai 5 derajat Celsius,” pungkas Guswanto. (sumber: kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fenomena "Bediding" Kembali Terjadi, Ini Wilayah yang Dilanda Suhu Dingin Ekstrem"
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.