Prakiraan Cuaca

BMKG-BNPB Modifikasi Cuaca 24 Jam Non-stop di Jabodetabek karena Potensi Cuaca Ekstrem

pelaksanaan OMC dilakukan berdasarkan pemodelan cuaca numerik dan prediksi atmosfer real-time yang diperbarui secara berkala oleh BMKG

|
Editor: Rustam Aji
PEXELS/GLEIVE MARCIO RODRIGUES DE SOUZA
ILUSTRASI CUACA EKSTREM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengintensifkan pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk meminimalisir risiko bencana hidrometeorologi. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk meminimalisir risiko bencana hidrometeorologi diintensifkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 

OMC tersebut terutama dilakukan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Pasalnya, berdasar prakiraan cuaca, daerah tersebut bakal diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat dalam beberapa hari terakhir.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, dalam siaran pers, Jumat (11/7/2025).

Baca juga: Jateng Dilanda Fenomena Mbediding, BMKG Ingatkan Potensi Suhu Udara Hingga 3 Derajat Celsius

Ia menjelaskan bahwa OMC kali ini dilakukan selama 24 jam nonstop sejak 7 Juli 2025, langsung dari Pos Komando Operasi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. 

"Kegiatan OMC ini merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah dalam membangun kapasitas nasional modifikasi cuaca, melalui sinergi lintas lembaga serta pelibatan sektor swasta," ujarnya.

Menurutnya, operasi ini bukan hanya bertujuan mencegah bencana, tetapi juga menekan eskalasi dampaknya dan mempercepat proses penanganan di lapangan.

"Kolaborasi adalah kunci keberhasilan,” kata Seto dalam siaran persnya.

Tri Handoko mengungkapkan, hingga 10 Juli 2025, telah dilakukan 18 sorti penerbangan oleh dua operator, yaitu PT Alkonost dan PT Makson.

Di mana, operasi tersebut berhasil menyemai 12,4 ton Natrium Klorida (NaCl) dan 3,6 ton Kalsium Oksida (CaO) ke dalam sistem awan yang berpotensi memicu hujan ekstrem. 

Baca juga: Jateng Dilanda Fenomena Mbediding, BMKG Ingatkan Potensi Suhu Udara Hingga 3 Derajat Celsius

Tri handoko menegaskan, pelaksanaan operasi sempat terkendala oleh cuaca buruk di sekitar bandara pada hari pertama, namun dapat segera diatasi melalui penambahan armada pesawat oleh BNPB

"Sejak tanggal 8 Juli, operasi berjalan optimal dan mulai menunjukkan penurunan intensitas hujan di beberapa wilayah target, khususnya Jabodetabek," tandasnya. 

Ia mengungkapkan, modifikasi cuaca adalah upaya ilmiah berbasis data untuk meredam dampak cuaca ekstrem.

"Ini bukan lagi kegiatan eksperimental, tetapi bagian dari strategi nasional mitigasi bencana,” ujarnya. 

Di sisi lain, pelaksanaan OMC dilakukan berdasarkan pemodelan cuaca numerik dan prediksi atmosfer real-time yang diperbarui secara berkala oleh BMKG.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved