Berita Jateng
Sosok Mulyani Populerkan Seni Topeng Lengger dan Bundengan Wonosobo hingga Mendunia
Mulyani, pendidik sekaligus seniman tari yang berhasil mengenalkan kesenian tradisional asli Wonosobo tampil di panggung mancanegara.
Penulis: Imah Masitoh | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Wonosobo punya satu nama yang berhasil menari di panggung dunia dengan gerak anggun dan penuh makna.
Dialah Mulyani, pendidik sekaligus seniman tari yang berhasil mengenalkan kesenian tradisional asli Wonosobo tampil di panggung mancanegara.
Alat musik tradisional bundengan dan tarian topeng lengger dibawanya terbang ke berbagai penjuru dunia.
Tahun 2018, ia tampil di Melbourne University. Tahun 2022, tari lengger dibawanya sampai ke Thailand, dan tahun 2023, kisah topeng dan bundengan diperkenalkan di Berlin, Jerman.
Perjalanan lintas negaranya tak hanya membanggakan, tetapi juga menjadi pembuktian bahwa seni tradisi bisa menyentuh siapa saja bahkan batas negara.
Karya yang dipersembahkan berhasil mendapatkan apresiasi. Pada tahun 2024 ia meraih Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) dari Kemendikbud Ristek RI untuk kategori Pelopor dan Pembaharu.
Tahun 2023, Mulyani kembali menyita perhatian lewat film Empu, sebuah film tari yang menggambarkan kekuatan perempuan Jawa melalui narasi tubuh.
Di film ini, ia tampil sebagai pemeran utama. Geraknya bercerita tentang keteguhan, harga diri, dan martabat seorang perempuan di tengah arus zaman.
Film karya Muhamad Alfi Majid ini lolos sebagai salah satu dari 22 film terbaik Asia Tenggara dalam Movement Art Film Festival di Berlin.
Baca juga: 6 Bulan Dikepung Rob, Ahmadi Warga Kendal Capek Berungkali Tinggikan Rumah Agar tak Tenggelam
Penghargaan demi penghargaan datang padanya. Pada 2020, Mulyani dinobatkan sebagai Ikon Pancasila oleh BPIP.
Perjalanan panjang Mulyani dimulai sudah sejak 1992, ketika ia mendirikan Sanggar Tari Ngesti Laras di Wonosobo, tempat ia menghidupkan kembali berbagai tarian tradisional.
Bahkan baru-baru ini karya terbaik Sanggar Ngesti Laras didikannya berhasil dipersembahkan melalui pertunjukan bundengan di wisata Telaga Menjer.
Di sela-sela waktunya sebagai guru seni budaya di SMPN 2 Selomerto, Mulyani terus membimbing anak-anak muda untuk mencintai budaya leluhur, satu gerakan demi satu makna.
Kini, di usianya yang sudah tidak muda lagi Mulyani telah membuktikan bahwa dari Wonosobo, seni bisa bersuara ke seluruh dunia. (ima)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.