Lipsus Pasar Wage
Dikonsep Modern, Revitalisasi Pasar Manis Purwokerto Justru Bikin Pedagang Pakaian Tersisih dan Lesu
Penatapaan Pasar Manis Purwokerto berkonsep modern tak menjamin penjualan pedagang pakaian ramai. Penjualan mereka justru makin sepi.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Penataan Pasar Manis Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menjadi pasar berkonsep modern nyatanya tak menjamin pedagang pakaian di pasar tersebut lebih sejahtera.
Ditempatkan di lantai 2 pasar, mereka justru merasakan penjualan kian sepi.
Selain lokasi yang dinilai kurang strategis, para pedagang harus bersaing dengan pasar online yang kini lebih ramai pembeli.
Digitalisasi memang menjadi tantangan besar bagi pedagang pasar tradisional, terutama pedagang sepuh.
Satu di antaranya, Pangkun (61), pedagang pakaian Pasar Manis Purwokerto yang sudah berjualan sejak tahun 1998.
Ia menyaksikan langsung perubahan wajah Pasar Manis dari pasar tradisional hingga menjadi gedung berlantai dua seperti sekarang.
Namun, wajah modern tidak serta merta membawa keuntungan.
"Bahkan ya, Mas, di hari yang biasanya ramai (pembeli) seperti Jumat, Sabtu, dan Minggu, sekarang malah sepi."
"Pengaruhnya ya karena orang sekarang beli baju bisa lewat online, jadi jarang yang datang ke pasar," kata Pangkun ditemui Tribunbanyumas.com, di kios lantai 2 Pasar Manis Purwokerto, Senin (9/6/2025).
Baca juga: Derita Pedagang Pakaian Pasar Wage: Digerus Pasar Online hingga Gaptek. Apa Solusi Pemkab Banyumas?
Dulu, Pangkun bisa meraih omzet harian hingga Rp700 ribu.
Kini, pendapatan hariannya hanya berkisar Rp150 ribu hingga Rp200 ribu.
Padahal, ia masih harus membiayai pendidikan anaknya yang tengah menempuh bangku kuliah.
"Sekarang, paling cuma buka sampai jam 12 siang karena kalau sudah siang makin sepi, Mas."
"Kadang mikir juga, kuat sampai kapan," imbuhnya.
Pangkun mengaku tidak mampu mengikuti perkembangan zaman yang serba digital ketika ditanya soal kemungkinan jualan lewat platform online.
"Saya tidak bisa, gak ngerti sama sekali soal jualan online," katanya.
Kelesuan penjualan pedagang pakaian di lantai 2 Pasar Manis Purwokerto memang terlihat jelas, Senin.
Dari deretan kios pakaian yang ada, kini hanya tersisa sekitar enam pedagang yang membuka kiosnya.
Kios yang buka pun terlihat lengang.
Jangankan pembeli yang memilih pakaian, satu pun tak terlihat melintas di antara kios yang ada.
Pedagang pakaian memilih duduk di depan dagangannya sambil berbincang.
Mereka berharap, paling tidak, ada pembeli yang mampir.
Baca juga: Jemaah Haji Banyumas Pulang ke Tanah Air Pekan Ini, Dijadwalkan Tiba di Sumpiuh Mulai 14 Juni
Menurut Pangkun, para pedagang pakaian di Pasar Manis Purwokerto mendapat pasokan dagangan dari suplier asal Bandung dan Jakarta.
"Kalau bisa, di Pasar Manis itu ada pengeras suara atau pengumuman gitu, kalau di atas (lantai 2), ada yang jualan baju."
"Jadi, pembeli diarahkan juga," harap Pangkun.
Nasib serupa juga dialami Sunarto (74), pedagang pakaian lain yang menempati kios di lantai satu Pasar Manis Purwokerto.
Ia mulai berjualan sejak tahun 1990-an, bahkan sebelum Pasar Manis direnovasi seperti sekarang.
"Dulu ramai, sekarang, Lebaran pun sepi (pembeli)."
"Kadang-kadang cuma laku satu baju," keluhnya.
Sunarto yang sudah lanjut usia juga tidak mampu mengikuti arus digitalisasi.
Ia bahkan mengaku masih bingung menggunakan telepon genggam.
"Pegang HP saja bingung, apalagi kalau harus jualan online. Gak bisa, saya," katanya.
Sepinya penjualan pedagang pakaian tak hanya dirasakan pedagang di Pasar Manis Purwokerto.
Keluhan senada juga disampaikan pedagang pakaian di Pasar Wage Purwokerto.
Kondisi pasar yang sepi bahkan membuat pedagang pindah ke lorong pasar yang justru membuat masalah baru bagi pedagang di dalam pasar.
Mayoritas pedagang pakaian di Pasar Wage Purwokerto juga merupakan pedagang yang sudah berumur.
Mereka mengaku gagap teknologi dan kesulitan jika harus berjualan di pasar online. (*)
Butuh Anak Muda Jadi Digital Agency Bantu Pedagang Pakaian di Banyumas Bersaing di Era Digital |
![]() |
---|
Rina Akui Jualan Online Lebih Menjanjikan Ketimbang Cara Konvensional |
![]() |
---|
Pemkab Banyumas Sediakan 'Joki' Medsos untuk Pedagang Pasar Wage Purwokerto, Saingi Live TikTok? |
![]() |
---|
Beda Nasib Pedagang di Pasar Wage Purwokerto: Satu Cuan Live TikTok, Lainnya Pasrah Tunggu Pembeli |
![]() |
---|
Jeritan Pedagang Pakaian di Pasar Wage Purwokerto yang Tersisih Karena Tren Belanja Online |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.