Berita Nasional

Banyak Kasus Keracunan Makanan MBG, Pemerintah Berencana Beri Kompensasi kepada Korban

Pemerintah berencana memberi kompensasi kepada siswa korban keracunan makanan MBG.

Editor: rika irawati
Tribunbanyumas com/Saiful Masum
ILUSTRASI - Sejumlah siswa di SDN 1 Mejobo Kudus menyantap makan siang program Makan Bergizi Gratis (MBG), Sabtu (18/1/2025). Badan Gizi Nasional berencana memberi kompensasi kepada korban keracunan makanan MBG. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Pemerintah berencana memberi kompensasi kepada siswa korban keracunan makanan program makan bergizi gratis (MBG).

Saat ini, pemerintah tengah mencari mekanisme kompensasi itu.

"Kami sedang mencari mekanisme bagaimana kompensasi untuk hal-hal yang seperti ini," ujar Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana saat memberi keterangan pers di Gedung Ombudsman RI, Jakarta, Rabu (14/5/2025). 

Dadan menegaskan, pemerintah tak pernah berharap adanya kasus keracunan massal akibat MBG.

Meski ingin nol kejadian, pihaknya tetap melakukan langkah-langkah antisipasi.

"Tidak pernah terpikirkan karena kami kan tidak menginginkan hal ini terjadi. Kami inginkan nol kejadian," katanya. 

Baca juga: 214 Pelajar di Bogor Keracunan Makanan MBG, 25 Anak Merupakan Siswa TK

Menurutnya. pemerintah daerah telah turun tangan untuk membantu pengobatan dalam kasus keracunan yang terjadi di sejumlah daerah, di antaranya di Kota Bogor ataupun Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dengan jumlah korban mencapai seratusan.

Selain itu, Dadan secara personal juga turut membantu pengobatan korban keracunan makanan MBG

"Secara personal sudah dilakukan, cuma saya tidak enak lah mengungkapkannya. Jadi, ada beberapa pasien yang kami datangi, kemudian ya bukan dari BGN lah, sementara ini dari personal ya,” ujarnya. 

Puluhan Anak Dirawat Inap

Diketahui, sedikitnya 171 siswa di Kota Bogor, Jawa Barat, mengalami gejala keracunan makanan setelah menyantap MBG.

Dari jumlah tersebut, 22 anak harus menjalani rawat inap di sejumlah rumah sakit.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, ratusan siswa yang mengalami keracunan berasal dari enam sekolah di Kota Bogor. 

Dengan rincian, TK Bina Insani (18 siswa), SD Bina Insani (2 siswa), SMP Bina Insani (82 siswa), SD Negeri Kukupu 3 (9 siswa), SD Negeri Kedung Jaya 1 (16 siswa), dan SD Negeri Kedung Jaya 2 (43 siswa). 

Sebelumnya, kejadian keracunan MBG terjadi di Cianjur. 

Puluhan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur, Jawa Barat, keracunan massal usai menyantap makanan dari program MBG pada 21 April 2025. 

Baca juga: Marak Kasus Keracunan Makanan MBG, BGN Berencana Asuransikan Siswa Penerima Makan Bergizi Gratis

Kemudian, berdasarkan catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dalam kurun waktu tiga bulan sejak Program MBG berjalan, tercatat sedikitnya 320 siswa diduga keracunan makanan dari paket MBG yang dibagikan kepada siswa di beberapa daerah. 

Dengan kata lain, sekitar 0,0156 persen kasus jika dibandingkan dengan penerima manfaat Program MBG yang mencapai sebanyak 2,05 juta anak per Maret 2025. 

Terbaru, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat total korban mencapai 223 orang hingga Selasa, 13 Mei 2025. 

Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengatakan bahwa data ini merupakan hasil dari penyelidikan epidemiologi terbaru. 

Sebanyak 27 siswa sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, sementara 18 lainnya masih dirawat di beberapa fasilitas kesehatan seperti RS Hermina, RS Islam, RSUD Kota Bogor, RS PMI, dan lainnya. 

Bakteri muncul dari ceplok telor yang dipakai bumbu barbeque. 

Kemudian, ada juga tumis toge dan tahu yang terindikasi mengandung bakteri Salmonella dan E.coli. (Kompas.com/Novianti Setuningsih)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kepala BGN: Pemerintah sedang Cari Mekanisme Kompensasi untuk Keracunan MBG".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved