Berita Bisnis

Siap-siap Harga Tahu dan Tempe Mahal. Harga Kedelai Impor Merangkak Naik Imbas Melemahnya Rupiah

Harga kedelai impor merangkak naik akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rika irawati
Tribunbanyumas.com/Permata Putra Sejati
PROSES PEMBUATAN TEMPE - Imam, pengrajin tempe di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyiapkan kedelai untuk tempe, Kamis (9/11/2023). Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mendongkrak harga kedelai impor yang dapat berimbas pada harga tempe dan tahu. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Harga kedelai impor merangkak naik akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Asosiasi pengusaha tempe dan tahu pun khawatir, kondisi ini akan berimbas pada harga jual tempe dan tahu yang mereka produksi.

Ketua Pusat Koperasi Tempe dan Tahu (Puskopti) Jateng Sutrisno Supriantoro mengatakan, pekan ini, harga kedelai impor yang biasa dimanfaatkan perajin tempe tahu naik menjadi hampir Rp10 ribu per kilogram.

Jika kenaikan harga terus terjadi, ia memastikan, pengrajin akan mengambil langkah menaikkan harga produk tahu dan tempe.

"Harga kedelai sekarang merangkak naik. Ini sudah Rp9.500 per kilogram dari yang tadinya Rp8.000 per kilogram. Naiknya sepekan ini," kata Sutrisno saat dihubungi, Jumat (11/4/2025).

Baca juga: Dampak Tarif Trump di Jateng: Ekspor Dikhawatirkan Turun, Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Dia menyebutkan, kebutuhan kedelai di Jateng di kisaran 20.000 ton per bulan.

Dari jumlah tersebut, sekitar 7.500-8.000 ton dipasok Puskopti.

Dia melanjutkan, kedelai impor dari Amerika Serikat mengalami kenaikan harga seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Kedelai ini, 90 persen impor dari AS sehingga terdampak dari situ, dari nilai tukar rupiah terhadap dolar (AS)."

"Kemudian, kebijakan (tarif resiprokal) pemerintah Amerika Serikat 32 persen, berpotensi bikin harga kedelai naik," ungkapnya.

Ia melanjutkan, perajin tempe tahu saat ini belum merasakan dampak langsung dari kenaikan harga bahan baku.

Baca juga: Pengusaha Ukir Jepara Ikut Ketar-ketir dengan Kebijakan Tarif Impor Presiden Trump

Sehingga, kata dia, belum ada perajin yang melakukan siasat atas kenaikan harga.

"Nanti, ketika harga kedelai naik lagi, (perajin) rata-rata akan menaikkan harga. Jarang untuk mengurangi (memperkecil ukuran produk) sehingga pelanggan sudah biasa dengan harga naik," jelasnya.

Sutrisno berharap, pemerintah dapat mengantisipasi situasi ini dengan memberikan subsidi.

"Harapan kami, pemerintah mengantisipasi supaya tidak naik dengan cara memberikan subsidi," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved