Berita Banyumas
Jejak KH Saifuddin Zuhri, Ulama Pimpinan Ansor Banyumas yang Bebaskan Ambarawa dari Tangan Sekutu
Ayah Saifuddin Zuhri bernama Haji Muhammad Zuhri dari keluarga petani yang taat beragama. Ia lahir dari rahim Siti Saudatun, cucu Kiai Asraruddin
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS- K.H Saifuddin Zuhri lahir pada 1 Oktober 1919 di sebuah kota kawedanan, Sokaraja, 9 kilometer dari Banyumas.
Banyumas adalah kota yang melahirkan banyak tokoh-tokoh ABRI (sekarang TNI) seperti Sudirman (Panglima Besar), Gatot Subroto (Wakil KSAD), Sungkono (Panglima Brawijaya), Sadikin (Panglima Siliwangi), Subyakto (Laksamana, KSAL), Suprapto (Pahlawan Revolusi), Surono (Menteri Kesra) dan lain-lain.
Ayah Saifuddin Zuhri bernama Haji Muhammad Zuhri dari keluarga petani yang taat beragama. Ia lahir dari rahim Siti Saudatun, cucu Kiai Asraruddin, seorang ulama berpengaruh yang memimpin sebuah pesantren kecil di daerahnya.
Ketika Revolusi Indonesia berkobar,Saifuddim Zuhri menjabat Komandan Divisi Hizbullah Jawa Tengah di Magelang.
Zuhri berkawan baik dengan Jenderal A. Yani dan M. Sarbini.
Hanya usai perang kemerdekaan, K.H Saifuddin Zuhri tidak melanjutkan karirnya di ABRI.
Melainkan memilih mengabdi lewat jalur politik dan kebudayaan.
Ia dihadiahi Bintang Gerilya dan delapan Satyalancana oleh pemerintah republic Indonesia. Ia juga memperoleh Bintang Equitem Commendatorem Ordinis Sancti Silvesri Papae dari Sri paus Roma ketika menjabat Menteri Agama atas pengabdiannya dalam pengembangan pendidikan di Indonesia.
K.H Saifuddin Zuhri dibesarkan di lingkungan pendidikan pesantren di daerah kelahirannya. Masa mudanya ditempa zaman pergolakan bersenjata dan pergerakan politik.
Di usia 19 tahun ia sudah ditunjuk memimpin Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama Daerah Jawa Tengah Selatan, dan Konsul Nahdlatul Ulama Daerah Kedu merangkap Guru Madrasah.
Ia juga aktif di dunia jurnalistik dengan menjadi koresponden kantor berita Antara dan beberapa harian dan majalah.
Saat menjabat Komandan Divisi Hizbullah Jawa Tengah dan Anggota Dewan Pertahanan Daerah Kedu, ia memimpin laskar Hizbullah untuk bersama-sama pasukan TKR di bawah pimpinan Kol. Soedirman.
Bersama dengan pasukan kelaskaran lain, ia ikut dalam pertempuran Ambarawa dan berhasil mengusir penjajah.
Dalam perang Ambarawa yang berlangsung selama hampir 20 hari, pasukan sekutu yang dibantu serdadu NICA dan bekas tentara Nippon berhasil dipukul mundur ke arah Semarang.
Sebelum perang Ambarawa, mereka sudah memobilisasi kekuatan tempur untuk menyerang Inggris di Magelang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.