Imlek 2025

Wayang Potehi Jadi Magnet Pasar Imlek Semawis Semarang, Tampil Hingga 27 Januari 2025

Pertunjukan wayang potehi menjadi satu di antara magnet dalam Pasar Imlek Semawis di Pecinan Semarang, Sabtu (26/1/2025).

|
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/REZANDA AKBAR
Pertunjukan wayang potehi di Pasar Imlek Semawis, Kota Semarang, Sabtu (25/1/2025). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Mata pengunjung Pasar Imlek Semawis Semarang, Sabtu (25/1/2025) malam, terpanah pada mobil modifikasi yang menampilkan panggung mini bertemakan kelenteng berwarna merah mencolok.

Penampilan boneka tangan yang sesekali diiringi musik pecinan menarik perhatian mereka.

Saat itu, tengah ditampilkan pertunjukan wayang potehi.

Wayang ini dimainkan lima orang yang berperan sebagai dalang sekaligus pemain musik pengiring.

Alat musik yang mereka mainkan di antaranya Guzheng atau kecapi Cina, Erhu yang merupakan alat musik gesek, Bangu atau gendang tunggal yang dimainkan dengan stik bambu, Muyu atau kecrek dari kayu, dan Chazi atau simbal.

Baca juga: Wayang Potehi Semarang Menolak Punah. Gaet Anak Putus Sekolah untuk Regenerasi Dalang

Di depan mobil bertuliskan GoPot Wayang itu tertata kursi-kursi yang disediakan untuk pengunjung yang ingin menyaksikan wayang potehi.

Saat boneka tangan wayang potehi mulai tampil, area jalanan di sekitaran panggung mini di Gang Tengah Pecinan Semarang, sudah terasa cukup sesak.

Tua ataupun muda, para pejalan kaki yang lewat selalu berhenti untuk melihat pertunjukan hingga mengabadikan di gawainya.

Sesekali, penonton yang dibangku berteriak, "awas nutupi, ga kelihatan." 

Antusiasme masyarakat menonton wayang potehi ini selayaknya menelan obat rindu bagi generasi baby boomer dan menjadi sesuatu yang baru bagi Gen Z dan Gen Alpha.

Seperti Ariyanto (75), yang datang dengan sang istri, langsungg duduk di kursi depan panggung wayang potehi saat menjelajahi Pasar Imlek Semawis. 

"Saya jalan-jalan saja awalnya, terus kok ada wayang potehi, saya duduk nunggu sesi keduanya."

"Sekarang ini, pertunjukan wayang potehi sudah agak kurang ketimbang saat saya masih muda dulu," kata lelaki berambut putih itu, Sabtu.

Ariyanto mengaku rindu menonton pertunjukan wayang potehi karena hanya setahun sekali dirinya bisa menyaksikan, yakni saat Imlek.

"Saya biasanya nonton di Gang Lombok situ tapi terakhir, tahun lalu. Kalau kita mengikuti benar-benar dan nyimak alur ceritanya, itu bagus sekali."

Sumber: Tribun Banyumas
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved