Berita Bisnis

Pengunjung Toko Tak Lagi Ramai, Pedagang Johar Semarang Manfaatkan Live Shopping Marketplace

Pedagang di Shopping Centre Johar Semarang memanfaatkan live shopping markeplace lantaran sepinya pembeli yang datang langsung ke toko.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/IDAYATUL ROHMAH
Karyawan toko pakaian anak di Shopping Centre Johar (SCJ) Semarang mempromosikan dagangan lewat live di marketplace, Selasa (21/1/2025). 

Ronald, pedagang lain mengatakan, sempat memanfaatkan platform digital untuk berjualan. Namun persaingan ketat membuatnya berhenti berjualan secara daring.

"Kendalanya, secara online itu persaingan harga terbuka. Sementara, kami bersaing dengan orang yang ada di lingkaran pusat."

"Kami ambilnya dari tangan kedua, sedangkan dari produsen langsung itu juga jualan online atau dari importir juga langsung (jualan) online. Jadi untuk bersaing di online, susah juga," keluhnya.

Ronald mengungkapkan bahwa kondisi pasar saat ini sedang lesu. Bahkan, di bulan awal tahun 2025, ia mengalami penurunan penjualan hingga 50 persen.

"Secara keseluruhan, dari habis Lebaran, ada penurunan. Kondisi daya beli masyarakat menurun."

"Sebetulnya, bulan ini, juga dampak mahasiswa ada yang libur, karena pasar utama mahasiswa, ibu-ibu, dan pekerja pabrik," kata penjual sandal dan sepatu tersebut.

Baca juga: Bukalapak Tutup Operasional Penjualan Produk Fisik di Marketplace, Fokus Jualan Produk Virtual

Sepinya pasar juga diakui Dwi Nurhayadi, penjual pakaian batik.

Menurutnya, kondisi ini terjadi sejak satu tahun terakhir.

Ia menyebutkan, penjualan baju batik di tokonya turun hingga 80 persen.

"Bahkan, Lebaran tahun kemarin bisa dikatakan masih sepi dibanding omzet sebelum pandemi," keluhnya.

Saat ini, Dwi hanya mengandalkan penjualan secara luring. Ia berharap agar pasar di Semarang bisa ramai lagi.

"Kami harapkan, ada upaya pemerintah untuk meramaikan pasar setempat agar pengunjung bertambah," ungkapnya.

Hindarwati, pedagang di Pasar Johar mengatakan hal serupa. Ia mengatakan, tahun-tahun terakhir ini penjualannya di pasar semakin sepi.

"Jualan belum mesti setiap hari laku, kadang tiga hari sampai satu pekan baru laku."

"Kalau penurunan penjualan, sekitar 60-70 persen dari sebelumnya, jadi jauh sekali dari dulu," keluhnya.

Ia pun berharap pasar bisa ramai lagi seperti dulu.

"Tidak jualan online, karena sudah tua. Kadang-kadang dibantu sama anak untuk dijualkan lewat online. Tapi itu kan lain. Saya inginnya (jualan) di pasar ini dapat hasil, ingin pasar ramai lagi seperti dulu," harapnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved