Berita Jateng

Program Makan Bergizi Gratis di Kudus Kurangi Bisa Kebiasaan Konsumsi Junk Food, Benarkah?

Sepekan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kudus dinilai memberikan dampak positif bagi pelajar

Penulis: Saiful Masum | Editor: khoirul muzaki
Saiful Masum
Sejumlah siswa di SDN 1 Mejobo Kudus menyantap makan siang program Makan Bergizi Gratis (MBG), Sabtu (18/1/2025). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Sepekan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kudus dinilai memberikan dampak positif bagi pelajar.

MBG di Kota Kretek digulirkan sejak 13 Januari 2025 menyasar 3.263 pelajar dari 17 sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Mejobo melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ponpes Nashrul Ummah.

Setiap harinya disediakan menu makanan lengkap empat sehat lima sempurna guna menunjang gizi pelajar dari jenjang pendidikan KB, Paud, TK, SD sederajat, SMP sederajat, dan SMA sederajat. Satu di antaranya menyasar 122 siswa di SDN 1 Mejobo dari kelas 1 sampai kelas 6.

Program MBG menyasar sekolah berlangsung lima hari dalam sepekan, mulai dari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu.

Dua hari lainnya Jumat dan Minggu, MBG libur atau tidak didistribusikan karena ada sebagian sekolah yang libur setiap Jumat dan Minggu.

Baca juga: Sosok AKBP Achmad Akbar Kini Jabat Kapolres Purbalingga

Wali Kelas 6 SDN 1 Mejobo, Tri Widayati mengatakan, menu yang diberikan setiap harinya bervariasi. Setiap siswa membawa alat makan sendiri dari rumah, mulai dari sendok, garpu, serbet, juga bekal minum yang dibutuhkan.

Di sekolah tempat Widayati mengajar, pelaksanaan MBG berjalan lancar. Menu MBG biasanya diterima dalam dua sesi.

Tahap pertama diterima sekiranya pukul 08.15-08.30 WIB, kemudian didistribusikan ke siswa kelas 1-3 pukul 09.00 WIB saat waktu istirahat tiba.

Penerimaan menu MBG tahap kedua diterima sekiranya pukul 10.15-10.30 WIB, kemudian dibagikan ke siswa kelas 4-6 pada waktu istirahat kedua mulai pukul 10.45 WIB. Khusus pada hari Sabtu, pelaksanaan MBG dari kelas 1-6 dimulai bersamaan pada waktu istirahat pertama.

"Sejauh ini pelaksanaan MBG berjalan lancar, tidak ada kendala. Alhamdulillah anak-anak suka dengan menunya," terangnya, Sabtu (18/1/2025).

Lebih lanjut, Widayati menjelaskan, setiap harinya perwakilan dari sekolah mengirimkan daftar jumlah siswa yang berangkat. Daftar siswa yang memiliki alergi terhadap makanan tertentu juga sudah disampaikan kepada pihak yang bersangkutan untuk mendapatkan perhatian.

Sebagai wali kelas, Widayati menyadari bahwa program MBG ternyata membawa dampak positif pada kebiasaan anak sehari-hari. Misalnya, tingkat konsumsi anak terhadap makanan siap saji atau junk food menurun dengan adanya fasilitas makan sehat kaya protein dan gizi, lengkap dengan buah dan susu di sekolah.

Kata dia, berkurangnya konsumsi makanan junk food dinilai juga berdampak positif terhadap kegiatan belajar anak di sekolah. Sekaligus mempengaruhi kualitas pendidikan yang semakin baik.

Seperti contoh, kondisi anak lebih sehat, daya tahan tubuh meningkat, anak-anak juga jarang mengantuk di kelas, semangat belajar anak meningkat, serta anak lebih aktif ketika belajar di sekolah.

Dampak positif tersebut diharapkan berlanjut ketika anak-anak berkegiatan di rumah atau di luar sekolah.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved