Berita Kebumen

Harga Cabai Rawit di Kebumen Naik Justru setelah Tahun Baru, Begini Siasat Pedagang Makanan

Harga cabai di Pasar Temenggungan, Kebumen, naik, bahkan setelah momen Tahun Baru 2025. Warga bersiasat mengurangi pembelian.

Penulis: Intan Aulia Naharwati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/INTAN AULIA NAHARWATI
Cabai rawit dan cabai merah keriting dijajakan pedagang Pasar Temenggungan, Kebumen, Jawa Tengah, Rabu (15/1/2025). Harga cabai di pasar tersebut naik bahkan setelah Tahun Baru. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KEBUMEN - Harga cabai rawit di Pasar Temenggungan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Rabu (15/1/2025), menembus Rp90 ribu per kilogram.

Harga tersebut meroket justru setelah Tahun Baru 2025.

Kondisi ini dikeluhkan pedagang, tak hanya pedagang cabai tetapi juga pedagang makanan.

"Dibanding komoditas lain, harga cabai rawit yang paling keliatan naik. Sebelum Tahun Baru, harga cabai rawit sekitar Rp58.000 per kilogram."

"Nah, sehabis Tahun Baru, bahkan sampai hari ini, harga langsung naik sekali, sampai Rp90.000/Kg," kata Khasanah (65), seorang pedagang cabai di Pasar Temenggungan, Rabu (15/1/2025).

Baca juga: Buka di 5 Titik. Berikut Jadwal Samsat Keliling Kebumen Hari Ini, Kamis 16 Januari 2025

Selain cabai rawit, kenaikan harga juga terjadi pada cabai keriting merah dan cabai hijau. 

Khasanah mengatakan, harga cabai keriting merah Rp60.000 per kilogram dan cabai hijau Rp25.000 per kilogram. 

Informasi yang didapat Khasanah, kenaikan harga cabai ini dipicu cuaca ekstrem yang membuat petani gagal panen. Sehingga, pasokan cabai ke pasar berkurang.

"Harga naik paling menonjol disebabkan karena stok cabai yang menipis dari supplier. Ada yang panennya tersendat karena cuaca yang tidak menentu ini, ada pula karena serangan hama pada panenannya. Inilah yang membuat stok menjadi langka," kata Khasanah.

Menurut Khasanah, para pedagang di Pasar Temenggungan mendapat pasokan cabai dari petani Kebumen serta pamasok dari wilayah lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Biasanya, pemasoknya memang lokal, ya dari wilayah Kebumen saja. Kalau wilayah suppliernya dekat, harga akan lebih murah dibanding mengambil dari supplier jauh," ucap Ari (32), pedagang sembako di Pasar Temenggungan.


Khasanah dan Ari berharap, harga cabai segera turun karena kenaikan harga membuat permintaan dari konsumen menurun.

Warga Kurangi Pembelian

Sementara itu, kenaikan harga cabai rawit membuat pedagang makanan yang membutuhkan cabai, memilih mengurangi pembelian.

"Walaupun harga naik, cabai rawit memang jadi kebutuhan sehari-hari saya sebagai pedagang ayam geprek. Jadi, mau tidak mau, memang harus selalu membeli."

"Tidak ada strategi pastinya, tapi paling tidak, saya harus memangkas pembelian cabai rawit yang tadinya beli 5 kg bisa jadi 3-4 kg saja," ungkap Ani (42), pedagang ayam geprek di Kebumen, saat ditemui di pasar Temenggungan, Rabu.

Baca juga: Cuaca Kebumen Hari Ini, Kamis 16 Januari 2025: Sore Hingga Malam Diprakirakan Berawan

Senada diungkapkan Toyibah (43), pedagang bakso dan mi ayam di Pasar Temenggungan.

Lantaran tak ingin harga cabai memengaruhi kualitas makanan, Toyibah mengurangi penyediaan sambal.

"Saya akali, cabai 1 kg itu saya buat untuk 4-5 bungkus sambal. Padahal, biasanya, 1 kg cabai untuk 3 bungkus sambal."

"Lalu, 1 kg cabai sendiri bisa untuk 4-5 hari stok sambal di warung," ucap Toyibah.  (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved