Berita Banyumas

Mitos Bocah Gembel Hanya Ada di Dieng Terpatahkan, Anak Rambut Gimbal Muncul di Lereng Gunung Slamet

Prosesi syukuran Ruwatan dan Cukur anak rambut gimbal dilaksanakan di kompleks Perumahan Puri Banteran, Kecamatan Sumbang,

Permata Putra Sejati/Tribunbanyumas.com
Prosesi syukuran ruwatan dan cukur anak rambut gimbal yang dilaksanakan di kompleks Perumahan Puri Banteran, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Kamis (2/1/2025) malam sekira pukul 19.00 WIB. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Beragam sesaji seperti tumpeng, ingkung, dan kuliner lainnya lengkap tersaji bersanding dengan sepeda listrik yang menjadi permintaan gadis cantik berambut gimbal bernama, Florencia Mekar Wangi (Rosa).

Wajah Rosa tampak sumringah sesaat sebelum dipotong rambut gimbalnya.

"Iya senang, minta sepeda listrik," ungkap Rosa.

Prosesi syukuran Ruwatan dan Cukur anak rambut gimbal dilaksanakan di kompleks Perumahan Puri Banteran, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Kamis (2/1/2025) malam sekira pukul 19.00 WIB.

Kegiatan iring-iringan keluarga dan tokoh masyarakat sembari membacakan salawat, menandai dimulainya.

Tepat pada Malam Jumat Kliwon, putri dari Basuki dan Inge Cristina ini, menjadi satu-satunya bocah yang menjalani prosesi syukuran ruwatan dan cukur rambut gimbal.

Ratusan keluarga dan warga sekitar turut menjadi saksi mata prosesi sakral yang baru pertama kali digelar di kaki Gunung Slamet bagian Selatan, tepatnya di Kabupaten Banyumas ini.

Basuki menceritakan, putri keduanya ini mulai tumbuh rambut gimbal sejak berusia 13 bulan.

Awalnya saat dia hendak menyisir rambut putrinya, namun terasa lengket dikira karena tersiram susu.

Ternyata setelah beberapa waktu kemudian baru ketahuan rambut putrinya gimbal.

"Begitu saya sisir dia matanya merah dan sakit panas, beberapa minggu kemudian saya ke Dieng, minta saran dan kebetulan saya kenal dengan sesepuh di Dieng.

Baca juga: Mulai 6 Januari, Pemkab Banyumas Siap Dukung Program Makan Siang Bergizi Gratis

Katanya apapun permintaan anak itu harus dituruti, tapi karena saat itu dia belum bisa ngomong, akhirnya suruh nunggu beberapa tahun," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com.

Setelah beberapa tahun kemudian, barulah Basuki menanyakan keinginan putrinya itu.

Permintaan sepeda listrik menurut Basuki bukanlah permintaan pertamanya, ada beberapa permintaan lain sebelumnya.

"Pertama minta sapi dua ekor. 

Terus beberapa bulan kemudian saya tanya lagi, minta boneka anjing. 

Setelah itu saya tunggu lagi, karena masih bolak-balik, belum tetap, kemudian minta baju aja empat setel," katanya.
Tidak lama kemudian dia membisiki tidak jadi minta baju dan meminta kelinci. 

Akan tetapi berubah lagi minta anjing kecil warna putih dan harus perempuan kalau tidak perempuan tidak mau.

Hingga akhirnya minta sepeda listrik.

Basuki mengatakan, pemotongan rambut gimbal putrinya ini, diharapkan bisa menjadi keberkahan bagi keluarganya, serta agar putrinya mau bersekolah lagi.

Diakui selama ini Rosa yang seharusnya sudah duduk di bangku kelas 3 SD.


Namun tidak mau sekolah lantaran malu dan merasa terganggu dengan rambut gimbalnya.

Selama ini tidak ada yang berbeda dalam diri Rosa.

Dia tumbuh seperti gadis kecil pada umumnya, dan bermain bersama teman-teman sebayanya.

Hanya saja, Rosa memiliki keberanian yang lebih dibanding gadis seusianya.

"Kalau mandi di Laut Srandil, Pantai Selatan, dia tidak ada rasa takut dengan ombak, dan juga diajak kemanapun ke gunung yang gelap pun, dia tidak ada takutnya," terangnya.

Rasyid yang jadi salah satu tokoh masyarakat Dieng yang turut hadir dalam prosesi ruwatan  tersebut mengatakan, Rosa adalah satu-satunya bocah berambut gimbal yang lahir bukan dari garis keturunan Dieng, melainkan dari kaki Gunung Slamet.

Baca juga: Peritel Telanjur Terapkan PPN 12 Persen, DJP Kemenkeu Janji Kembalikan Kelebihan Bayar Konsumen

Menurutnya, bocah berambut gimbal dipercaya sebagai simbol kemakmuran.

"Ini satu-satunya di Gunung Slamet, biasanya hanya di tiga gunung di daerah Dieng.

Anak rambut gimbal adalah anak terpilih atau pilihan.

Sebuah mitos masih terjadi sampai sekarang, anak rambut gimbal adalah simbol kemakmuran, mudah-mudahan karena ini satu-satunya di Banyumas, menjadi awal kemakmuran di sini," imbuhnya. (jti)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved