Berita Bisnis

Kenaikan Harga Bawang Hingga Emas Perhiasan Picu Inflasi di Purwokerto dan Cilacap, Ini Strategi BI

Kenaikan harga bawang hingga emas perhiasan picu inflasi di Purwokerto dan Cilacap pada November 2024.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Christoveny dalam acara Bincang-bindang Media 2024 di Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu (18/12/2024). BI Purwokerto mengungkap kenaikan inflasi pada bulan November di Purwokerto dan Cilacap akibat kenaikan harga bawang merah, bawang putih, minyak goreng, emas perhiasan, juga daging ayam. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Bank Indonesia Purwokerto mencatat inflasi di Purwokerto pada bulan November, sebesar 0,23 persen.

Angka ini naik dari bulan Oktober (month to month/mtm) yang berada di angka 0,15 persen.

Kenaikan inflasi juga terjadi di Cilacap, menjadi 0,30 persen dari bulan Oktober yang sebesar 0,20 persen (mtm).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Christoveny mengatakan, inflasi di Purwokerto dan Cilacap pada November didorong kenaikan harga bawang merah, minyak goreng, emas perhiasan, daging ayam, dan bawang putih.

Terkait hal itu, dia terus mendorong sinergi antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPI).

"Sinergi TPID-GNPIP merupakan upaya bersama BI dan kementerian/lembaga sebagaimana arahan presiden dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2022, serta sinergi Hig-Level Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah-GNPIP Tahun 2022," jelasnya dalam acara bincang-bincang media 2024 di Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu (18/12/2024). 

Baca juga: Harga Cabai di Cilacap Terus Turun, Pengaruh Tahan Laju Inflasi

Menurut dia, pelaksanaan GNPIP mengacu kepada evaluasi program peta jalan pengendalian inflasi serta strategi 4K, yang meliputi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

"Hal ini terlihat dari inflasi tahun 2024 di Purwokerto dan Cilacap, yang diprakirakan masih dalam rentang sasaran, sebesar 2,5 plus minus 1 persen," terangnya. 

Dia mengatakan, peran strategis sinergi TPID-GNIP tahun 2024 dalam mengoptimalkan dan memperkuat langkah-langkah pengendalian inflasi daerah agar mampu mendukung ketahanan pangan.

Selain itu, GNPIP menjaga ekspektasi masyarakat terhadap tingkat inflasi pangan nasional.

Baca juga: Inflasi di Kabupaten Banyumas Terendah di Jateng, Ah yang Benar?

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto bersama pemerintah daerah di wilayah Banyumas Raya, yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara, telah menyelenggarakan sejumlah kegiatan untuk peningkatan produktivitas. 

Di antaranya, implementasi inovasi program True Shallot Seed (TSS), penyediaan sarana dan prasarana, mendorong budi daya menggunakan pupuk organik, pencanangan Kelurahan Sadar Inflasi (Kadarsi), dan digital farming (pertanian digital).

Tantangan Perekonomian Banyumas Raya 2025

Mengenai tantangan dan pandangan perekonomian di wilayah Banyumas Raya pada 2025, secara umum, apa yang akan terjadi di Banyumas Raya tidak jauh berbeda dari nasional.

"Sehubungan dengan pemerintahan baru, kami optimistis pertumbuhan ekonomi tumbuh di kisaran 7-9 persen."

"BI tentu akan mendukung pertumbuhan ekonomi sesuai target yang ditetapkan pemerintahan baru," imbuhnya.

Baca juga: Imbas Harga Mahal, Cabai Rusak Gagal Panen Jadi Incaran Warga di Banyumas

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved