Berita Jateng
Ancaman Bencana Mengintai Warga Jateng, Musim Penghujan Berlangsung Hingga Februari 2025
BMKG juga memprediksi beberapa daerah akan dilanda cuaca ekstrem pada 9-11 Desember.
Penulis: budi susanto | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Intensitas hujan di wilayah Jateng di penghujung tahun terus meningkatkan.
BMKG juga memprediksi intensitas hujan di beberapa daerah berstatus ekstrem.
BMKG juga memprediksi beberapa daerah akan dilanda cuaca ekstrem pada 9-11 Desember.
Setidaknya ada 22 wilayah di Jateng yang diprediksi dilanda cuaca ekstrem pada 11 Desember.
Beberapa daerah tersebut yaitu Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Temanggung.
Baca juga: Perempuan Muda di Banyumas Edarkan Ribuan Butir Obat Psikotropika
Selain itu Kabupaten dan Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Grobogan.
Kemudian Kabupaten Semarang, Salatiga, Kendal, Batang , Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, dan sekitarnya.
Cuaca ekstrem tersebut disebabkan oleh Madden Julian Oscillation (MJO) yaitu fenomena sirkulasi atmosfer skala besar yang terjadi di wilayah ekuator pada fase lima.
MJO berkontribusi pada aktivitas pembentukan awan konvektif di beberapa wilayah di Jateng.
Kondisi tersebut akan berlanjut hingga awal tahun 2025 mendatang.
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat selalu waspada di tengah musim penghujan.
Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Maritim Tanjung Emas Semarang, Ganis Erutjahjo juga meminta masyarakat mewaspadai potensi bencana saat musim penghujan.
Seperti di wilayah pesisir Pantura Jateng yang berpotensi terjadi banjir rob di musim penghujan.
"Kami mengimbau masyarakat selalu mengupdate cuaca dari BMKG, dan mengutamakan keselamatan," paparnya, Rabu (11/12/2024).
Adapun data dari BPBD Provinsi Jateng total bencana yang terjadi di Jateng dari awal 2024 hingga Desember 2024 mencapai 478 kejadian.
Dari total kejadian bencana 7.4876 orang mengungsi, 2.518 rumah mengalami kerusakan dan 33 orang meninggal dunia.
Berdasarkan data tersebut, bencana yang disebabkan cuaca ekstrem mendominasi yang mencapai sekitar 170 kejadian.
Kemudian disusul dengan bencana banjir yang mencapai hampir 100 kejadian.
Melihat kondisi tersebut, BPBD Provinsi Jateng juga bersiap menghadapi potensi bencana yang terjadi di musim penghujan.
Mitigasi, pemetaan wilayah hingga persiapan sarana dan prasarana juga dilakukan oleh BPBD Provinsi Jateng.
Berbagai upaya yang dilakukan guna mengantisipasi terjadinya bencana, mengingat prediksi BMKG musim penghujan akan berlangsung selama enam bulan dari September 2024 dan puncaknya pada Februari 2025.
Bahkan dari pemetaan yang dilakukan BPBD, sekitar 14.332 hektar daerah di Jateng rawan bencana banjir status tinggi.
Sementara 1.020.772 hektare daerah di Jateng rawan longsor berstatus tinggi.
Dijelaskan Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jatebg, Bergas Catursasi Penanggungan, berbagai langkah telah dilakukan guna memitigasi potensi bencana.
Baca juga: Kisah Dusun Terisolasi Imbas Longsor Jalan Desa Campursari Wonosobo
Seperti kebijakan lewat penerbitan surat keputusan, koordinasi hingga pendataan kesiapan sarana prasarana.
"Peningkatan kesadaran masyarakat, aktivasi posko siaga bencana, pelatihan tim reaksi cepat, dan lainnya juga telah digelar," terangnya.
Terpisah Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana menuturkan, mitigasi potensi bencana alam harus terus dilakukan.
Selain itu ia juga menyoroti abrasi dan penurunan muka tanah di wilayah Pantura Jateng.
"Untuk itu koordinasi antara BPBD dan dinas terkait termasuk Kementerian lembaga wajib terjalin secara baik," imbuhnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.