Berita Nasional

Pemerintah Akan Cetak 3 Juta Hektar Sawah untuk Perkuat Ketahanan Pangan

Optimalisasi lahan dan cetak sawah baru menjadi salah satu inisiatif pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: khoirul muzaki
Istimewa
Ilustrasi sawah irigasi 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Optimalisasi lahan dan cetak sawah baru menjadi salah satu inisiatif pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan.


Disampaikam Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Yudi Sastro mengatakan, hal ini juga dalam rangka mendukung program Makan Bergizi Gratis bagi generasi muda Indonesia.


Menurutnua, inisiatif ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan akses masyarakat terhadap makanan bergizi di tengah ancaman krisis pangan global akibat perubahan iklim dan konversi lahan pertanian.


“Sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional, Kementan memprioritaskan optimalisasi lahan tidur atau lahan yang belum dimanfaatkan secara produktif,” katanya pada Forum Merdeka Barat (FMB9) bertema ‘Makan Bergizi Gratis, Pasokan Pangan Cukupkah?’ secara daring, Senin (11/11/2024).

Baca juga: Ratusan Buruh Cilacap Unjuk Rasa di Alun-Alun, Tuntut UMK 2025 Naik 27 Persen


Berdasarkan data Kementan, Indonesia memiliki lahan tidur tersebar di berbagai wilayah yang berpotensi untuk dijadikan lahan produktif. Program optimalisasi lahan ini dilaksanakan dengan menggandeng pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk menggarap lahan-lahan tidur menjadi area pertanian yang menghasilkan pangan.


Selain optimalisasi lahan, juga fokus pada pencetakan sawah baru di daerah dengan potensi pertanian yang tinggi. Adapun disebutkan, program cetak sawah baru ini difokuskan di daerah-daerah yang memiliki sumber air yang memadai dan kesuburan tanah yang tinggi, seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Papua.


Hingga akhir tahun 2024, kata Yudi, ribuan hektare sawah baru telah dicetak dan siap untuk ditanami.


Kementan menargetkan mencetak sawah baru seluas 3 juta hektar dalam waktu empat tahun ke depan. Langkah ini diharapkan mampu menambah stok beras nasional dan menjaga stabilitas harga beras di pasaran.


“Kami optimis, melalui cetak sawah baru ini, ketahanan pangan nasional dapat terjamin dan masyarakat dapat menikmati harga beras yang stabil,” ungkapnya.


Dalam mewujudkan ketahanan pangan, pihaknya menekankan pentingnya kerja sama lintas kementerian dan lembaga terkait.


Kolaborasi ini melibatkan Kementerian PUPR untuk pembangunan infrastruktur pertanian, serta Kementerian Desa untuk optimalisasi lahan di pedesaan dan pemanfaatan dana desa bagi peningkatan produksi pangan lokal.


Sementara itu, dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan nasional yang semakin kompleks, Badan Pangan Nasional (BPN) mengoptimalkan pendekatan sinergi pentahelix untuk menjaga stabilitas pangan nasional yang berkelanjutan.


Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional (BPN), Nita Yulianis mengatakan, pendekatan ini melibatkan kolaborasi lima sektor penting, yaitu pemerintah, pelaku bisnis, komunitas, akademisi, dan media guna memperkuat penyediaan pangan dari hulu hingga hilir.


“Penyediaan pangan bersifat strategis secara nasional. Sinergi pentahelix menjadi langkah kunci dalam menjaga rantai pasok pangan dari produksi hingga konsumsi agar tetap stabil,” terangnya.


Menurutnya, BPN berupaya agar ketahanan pangan nasional tidak hanya bergantung pada impor, tetapi lebih banyak bersumber dari produksi dalam negeri.

Baca juga: BREAKING NEWS : 2 Rumah Warga di Kalikajar Wonosobo Tertimpa Tanah Longsor, 4 Warga Terluka

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved